Profesi Mulia Petani dalam Mendukung Ketahanan Pangan

Khutbah Jum'at284 Dilihat

MEDIASI – Tulisan ini merupakan serial rangkaian Buku Khutbah Jum’at yang diinisiasi oleh Bapak Dr. Abdul Kholik M.Si (Senator Anggota DPD RI dan Pembina PW FKDMI Jawa Tengah) yang akan disajikan setiap hari Jum’at.

Khutbah Pertama

هللاِ َوب.ََرَكاتُهُ

َعلَْي ُك ْم َوَرْْحَةُ

ال َّسالَُم

ُشُرْوِر أَْن.ُف ِسَنا، َو ِم ْن

َون.َعُْوذُ ِِبهللِ ِم ْن

ََْن َم ُدُه، َونَ ْستَعِيْ. ُُنه، َونَ ْستَ. ْغِفُرهُ،

إِ ِّن ا ْْلَْم َدِ هللِ،

َوَم ْن يُ ْضلِ ْل، َفالَ َهاِد َي لَهُ. أَ ْش َه ُد أَ ْن

َسِّي.َئا ِت أَ ْع َمالَِنا، َم ْن ي.َ ْه ِدهِ هللاُ َفالَ ُم ِض ِّل لَهُ،

َوَر ُسْوُلهُ . ًَّيأَي.َِّها النَا ُس

َعْب ُدهُ

ِّم ًدا ُحمَ

ْلَ ِإلهَ إِْلِّ هللاُ َو ْح َدهُ ْلَ  َشِريْ َك  َُله، َوأَ ْش َه ُد أَ ِّن

أُْو ِصْي ُك ْم َوإًَِّّي َي بِتَ.ْقَوى   ِهللا فَ.َق ْد فَاَز الْ ُمتَّ.ُقْو َن.

قَا َل تَ. َعاَل: ًَّيأَي.َِّها الَِّذيْ َن آَمنُ.ْوا ات.ُِّقوا هللاَ  َح ِّق ت.َُقاتِِه َوْلَ َتُْوتُ ِّن إِْلِّ َوأَْن.تُْم ُم ْسلِ ُمْو َن.

ن.َْف ٍس َوا ِح َدةٍ َو َخلَ َق ِمْن. َها

الِّ ِذي  َخلََق ُك ْم ِم ْن

َربِّ ُك ُم

ًَّيأَي.ِّ َها الَنا ُس اتِّ.ُقْوا

َقا َل تَ. َعاَل:

تَ َسا َءلُْو َن بِِه َواْۡلَْر َحامَ  إِ ِّن

َواتِّ.ُقوا هللاَ الَ ِذي

َونِ َساءً

َزْو َج َها َوبَ ِّث ِمنْ. ُه َما  ِر َجاْلً َكثًِْْيا

هللاَ َكا َن  َعلَْي ُك ْم َرقِيْ.بًا.

َس ِديًْدا يُ ْصلِ ْح لَ ُك ْم أَ ْع َمالَ ُك ْم  َوي.َ ْغِفْرلَ ُك ْم

ًَّيأَي.َِّها الِّ ِذيْ َن آَمُن.ْوا ات.ُِّقوا هللاَ َوق.ُْولُْوا قَ.ْوْلً

َوَم ْن يُ ِط ِع هللاَ َوَر ُسْوَلهُ َف.َق ْد َفاَز َف.ْوًزا  َع ِظْي ًما.فَأِ ِّن أَ ْص َد َق ا ْْلَ ِديْ ِث كَِتا ُب هللاِ،

ذُن.ُْوبَ ُك ْم

َو َسلَِّم، َو َشِّر اْۡلُُمْوِر ُْحم َد ََث ُْتَا، َوُك ِّل  ُْحم َدثٍَة

َِّصلى هللا  َعلَْيِه

ُحمَ ِّم ٍد

َو َخَْْي ا َْلَْد ِى  َه ْد ُى

بِْدعَةٌ َوُك ِّل بِْد َعٍة  َ   ًََضاللة، َوُك ِّل  َضالَلَِة ِِف الِّنا ِر. اَللَّ ُه َّم  َص ِِّل َو َسلِِّْم   َعَلى نَبِيَِِّنا  ُحمَ َّم ٍد

َو َعلَى آلِِه َو َص ْحبِِه َوَم ْن تَبِعَ ُه ْم ِِبِ ْح َسا ٍن إَِل ي.َْوِم الِْقيَاَمِة.

أََّما ب.َ ْع ُد؛.

Hadirin Jamaah Jum’at Rahimakumullah,

Pada kesempatan yang penuh berkah ini, marilah pertama-tama kita mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Swt., atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang diberikan kepada kita semua, sehingga pada siang ini kita dapat melaksanakan sholat Jum’at sebagai bagian dari kewajiban kita kepada Allah Swt.

Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw, keluarganya, para sahabat, para tabi’in, para tabi’ut- tabi’in dan insya Allah terlimpah pula kepada kita selaku umatnya yang senantiasa berusaha untuk meneladani Beliau. Aamiin.

Kemudian tak lupa kami wasiatkan kepada diri kami pribadi dan kepada jamaah semuanya, marilah kita tingkatkan kualitas iman dan takwa kita kepada Allah Swt. Takwa dalam arti yang sebenar-benarnya, “Imtisalul awamiri waj tinabun nawahi” yakni melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Karena keimanan dan ketakwaan merupakan sebaik-baik bekal menuju akhirat nanti.

Allah SWT berfirman:

َوَت.َزَّوُد ۟وا َفإِ َّن  َخَْْي ٱلَّزاِد ٱلَّت.ْقَو ٓى  َوٱت.َُّقوِن َٓأَيُ۟وَِل ٱْۡلَلْٓبَ ِب

Artinya: “Berbekallah kalian, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal

adalah takwa, dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang berakal. (Q.S. Al-Baqoroh: 197).

Hadirin Jamaah Jum’at Rahimakumullah

Islam adalah agama yang sempurna, yang mengatur segala aspek dalam kehidupan manusia, baik aspek ibadah (hubungan manusia dengan Allah Swt.) maupun aspek muamalah (hubungan manusia dengan sesama manusia).

Kewajiban kita sebagai kaum muslimin adalah dengan menjadikan Al- Qur’an dan sunah sebagai pedoman dan pegangan bagi kehidupan di dunia. Al-Qur’an sebagai kalam Allah yang diturunkan ke dunia oleh malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad saw. agar mampu menjadi petunjuk bagi kehidupan manusia. Kemudian di sisi lain Rasulullah juga telah mencontohkan kepada kita cara-cara menjadi hamba Allah agar selamat di dunia dan akhirat.

Dalam pandangan Islam, pertanian merupakan bidang pekerjaan yang sangat penting untuk keberlangsungan hidup manusia. Sejak 14 abad silam, Islam telah menganjurkan umatnya untuk bercocok tanam serta memanfaatkan lahan secara produktif. Apalagi negara kita, negara Indonesia sebagai salah satu negara agraris dengan pemeluk agama Islam terbesar di dunia tentu saja sektor pertanian menjadi penggerak perekonomian nasional.

Bahkan, presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno memberi istilah khusus untuk PETANI yaitu “Penyangga Tatanan Negara Indonesia” pada Tahun 1952 saat menggalakkan swasembada pangan sebagai penjamin stabilitas nasional. Tentunya hal ini menjadi pertanda bahwa profesi petani sangat dimuliakan oleh negara kita Indonesia.

Kemuliaan dan keutamaan profesi petani dalam agama Islam, dapat kita temukan dari beberapa hadits berikut ini:

َص َدقَةً

َما  ُسِرَق ِمْنهُ لَهُ

َغْر ًسا إِْلَّ َكا َن َما أُكِ َل ِمنْهُ َلهُ  َص َدقَةً َو

َما ِم ْن ُم ْسلٍِم ي.َ ْغِر ُس

َو َما أَ َكلَ ِت الطَّْْيُ َف. ُهَو َلهُ  َص َدَقةً َو ْلَ ي.َْرَزُؤهُ أَ َح ٌد إِْلَّ َكا َن َلهُ  َص َدقَةً

Artinya: “Tidaklah seorang muslim menanam suatu tanaman melainkan

apa yang dimakan dari tanaman itu sebagai sedekah baginya, dan apa yang dicuri dari tanaman tersebut sebagai sedekah baginya dan tidaklah kepunyaan seorang itu dikurangi melainkan menjadi sedekah baginya.” (HR. Imam Muslim Hadis Nomor 1552).

Dari Jabir bin Abdullah Rodhiyallohu ‘Anhu dia berkata, telah bersabda Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi Wa Sallam:

َص َدقَةً

َكا َن لَهُ

َو ْلَ طَْْيٌ إِْلَّ

َدابَّةٌ

َو ْلَ

ِمْنهُ إِنْ َسا ٌن

َغْر ًسا فَ.يَأْ ُك َل

     فَالَ ي.َ ْغِر ُس الْ ُم ْسلُِم إََِل ي.َْوِم الِْقيَاَمِة

Artinya: “Tidaklah seorang muslim menanam tanaman lalu tanaman itu

dimakan manusia, binatang ataupun burung melainkan tanaman itu menjadi sedekah baginya sampai hari kiamat.” (HR. Imam Muslim hadis no.1552(10)).

Ada juga hadis yang mengatakan bahwa bertani atau bercocok tanam ini sangat dianjurkan bahkan jika dunia akan kiamat sekali pun seperti hadis yang diriwayatkan Anas Radhiyallohu ‘Anhu dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:

إِ ْن َقاَم ِت ال َّساعَةُ َو ِِف يَ ِد أَ َح ِدُك ْم فَ ِس َْي.لةٌ فَإِ ِن ا ْس  ََتطاعَ أَ ْن ْلَ َت.ُقْوَم  َح َّّت ي.َ ْغِر َس َها

فَ.ْليَ.غِْر ْس َها

Artinya: “Sekiranya hari kiamat hendak terjadi, sedangkan di tangan salah seorang di antara kalian ada bibit kurma maka apabila dia mampu menanamnya    sebelum    terjadinya    kiamat    maka    hendaklah    dia

menanamnya.” (HR.  Imam  Ahmad  3/183,  184,  191,  Imam  Ath-Thayalisi no. 2068, Imam Bukhari di kitab Al-Adab Al-Mufrad no. 479 dan Ibnul Arabi di kitabnya Al-Mu’jam 1/21 dari hadits Hisyam bin Yazid dari Anas Radhiyallahu ‘Anhu).

Kaum Muslimin Rahimakumullah,

Syaikh Al Utsaimin rahimahullah menjelaskan bahwa hadis-hadis tersebut di atas merupakan dalil-dalil yang jelas mengenai anjuran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk bercocok tanam, karena di dalam bercocok tanam terdapat 2 (dua) manfaat yaitu manfaat dunia dan manfaat agama.

Pertama: Manfaat yang bersifat dunia (dunyawiyah) dari bercocok tanam adalah menghasilkan produksi (menyediakan bahan makanan). Karena dalam bercocok tanam, yang bisa mengambil manfaatnya, selain petani itu sendiri juga masyarakat dan negerinya. Lihatlah setiap orang mengkonsumsi hasil-hasil pertanian baik sayuran dan buah-buahan, biji- bijian maupun palawija yang kesemuanya merupakan kebutuhan mereka. Mereka rela mengeluarkan uang karena mereka butuh kepada hasil-hasil pertaniannya. Maka orang-orang yang bercocok tanam telah memberikan manfaat dengan menyediakan hal-hal yang dibutuhkan manusia. Sehingga hasil tanamannya menjadi manfaat untuk masyarakat dan memperbanyak kebaikan-kebaikannya.

Kedua: Manfaat yang bersifat agama (diniyyah) yaitu berupa pahala atau ganjaran. Sesungguhnya tanaman yang kita tanam apabila dimakan oleh manusia, binatang baik berupa burung ataupun yang lainnya meskipun satu biji saja, sesungguhnya itu adalah merupakan sedekah bagi penanamnya, sama saja apakah dia kehendaki ataupun tidak, bahkan seandainya ditakdirkan bahwa seseorang itu ketika menanamnya tidak memperdulikan perkara ini (perkara tentang apa yang dimakan dari tanamannya merupakan sedekah) kemudian apabila terjadi tanamannya dimakan maka itu tetap merupakan sedekah baginya.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa seorang muslim akan mendapat pahala dari hartanya yang dicuri, dirampas atau dirusak dengan syarat dia tetap bersabar dan menyerahkan segala sesuatunya kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Jamaah Sholat Jum’at Yang Dirahmati Oleh Allah Swt.,

Ayat-ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang pertanian secara luas tersebar hampir di keseluruhan dalam surah-surah Al-Qur’an. Pertanian secara luas mencakup tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan maupun pertanian lainnya. Al-Qur’an juga menjelaskan anugerah-anugerah yang akan dikaruniakan agar seseorang mau untuk bercocok tanam.

Di dalam kitab al-Halal wa al-Haram fi al-Islam, Syekh Yusuf Qaradhawi menyebutkan bahwa Allah telah menyiapkan bumi untuk tumbuh-tumbuhan dan penghasilan. Oleh karena itu, Allah menjadikan bumi itu dzalul (mudah dijelajajahi) dan bisath (hamparan) di mana hal tersebut merupakan nikmat yang harus diingat dan disyukuri. Allah Swt berfirman dalam surah Al-Qur’an antara lain:

َوهللاُ  َج َع َل لَ ُك ُم اْۡلَْر  َض بِ َسا ًطا  . لِتَ ْسلُ ُكوا ِمنْ. َها  ُسبًُال فِ َجا ًجا  .

Artinya: “Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan.

Agar kamu dapat pergi kian kemari di jalan-jalan yang luas. (QS. Nuh [71]: 19-20).

َواْۡلَْر  َض َو َض َع َها لِْْلَ ًَنِم . ِفي َها َفاكَِهةٌ َوالنَّ ْخ ُل  َذا ُت اْۡلَ ْك َماِم . َوا ْْلَ ُّب  ُذو الَْع ْص ِف

َوالَّرُْيَا ُن . فَبِأَ ِِّي آَْلِء َربِِّ ُك َما تُ َك ِِّذَِب ِن .

Artinya: “Dan bumi telah dibentangkan-Nya untuk makhluk(-Nya). Di

dalamnya ada buah-buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang. Dan biji-bijian yang berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? (QS. Ar- Rahman [55]: 10-13).

Selain bumi, Allah juga memudahkan adanya baik baik dari langit maupun bumi. Dari langit Allah turunkan hujan sedang dari bumi Allah alirkan sungai-sungai yang kemudian bisa menghidupkan bumi.

َخ ِضًرا

ِمْنهُ

َش ْيٍء فَأَ ْخَر ْجنَا

َت ُك ِِّل

َماءً فَأَ ْخَر ْجنَا بِِه ن.َبَا

َوُهَو الَّ ِذي أَْن.َزَل ِم َن ال َّس َماِء

َُنِْرُج ِمنْهُ  َحباا ُمَََتاكِبًا

Artinya: “Dan Dialah yang menurunkan air dan langit, lalu Kami

tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau, Kami

keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak. (QS. Al-

An’am [6]: 99).

Kemudian Allah Swt. meniupkan angin sebagai kabar gembira yang mampu menggiring awan dan mengawinkan tumbuh-tumbuhan. Dalam hal ini Allah berfirman:

َمْوُزوٍن . َو َج َعْلنَا

َش ْيٍء

ِم ْن  ُك ِِّل

َوأَنْ.بَ.تْ.نَا فِي َها

َض َم َد ْد ًَن َها َوأَلَْقْي.َنا فِي َها َرَوا ِس َي

َواْۡلَْر

عِْن َد ًَن  َخَزائِنُهُ َوَما ن.ُنَ.ِِّزلُهُ

َش ْيٍء إَِّْل

َش َوَم ْن لَ ْستُْم َلهُ بَِرا ِزقِ َْي . َوإِ ْن ِم ْن

َم َعايِ

لَ ُك ْم فِي َها

إَِّْل بَِق َد ٍر َم ُْعلوٍم . َوأَْر َسْلَنا الِِّرًَّي َح لََواقِ َح فَأَنْ.َزلْنَا ِم َن ال َّس َماِء َماءً فَأَ ْسَقْي.َنا ُك ُموهُ َوَما

أَنْ.تُْم لَهُ ِخبَا ِزنِ َْي .

Artinya: “Dan   Kami   telah   menghamparkan   bumi   dan   Kami

pancangkan padanya gunung-gunung serta Kami tumbuhkan di sana segala sesuatu menurut ukuran. Dan Kami telah menjadikan padanya sumber- sumber kehiudupan untuk keperluanmu, dan (Kami ciptakan pula) makhluk- makhluk yang bukan kamu pemberi rezekinya. Dan tidak ada sesuatu pun, melainkan pada sisi Kamilah khazanahnya; Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran tertentu. Dan kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan (air) itu, dan bukanlah kamu yang menyimpannya (QS. Al-Hijr [5]: 19-22).

Kaum Muslimin Rahimakumullah,

Pangan merupakan hal yang sangat mendasar pada suatu bangsa. Suatu bangsa dapat dikatakan sejahtera apabila bangsa tersebut mampu memenuhi kebutuhan pangan pada negara tersebut. Dalam upaya meningkatkan pembangunan ketahanan pangan, peranan para petani, kelompok tani di pedesaan sangat besar dalam mendukung dan melaksanakan berbagai program yang sedang dan akan dilaksanakan karena petani inilah pada dasarnya pelaku utama pembangunan ketahanan pangan di Indonesia. Sebab, berawal dari petanilah ketahanan pangan suatu bangsa akan terus terjaga dan tersedia.

Terkait dengan ketahanan pangan, maka kita teringat kisah Nabi Yusuf Alaihissalam yang diceritakan dalam Al-Qur’an tentang bagaimana membangun ketahanan pangan yang kuat. Allah Swt. berfirman:

ََتْ ُكلُْو َن ُُثَّ

َح َص ْدُُّْت فَ َذُرْوهُ ِ ِْف  ُسًْۢنبُلِه اَِّْل قَلِيًْال ِِِّمَّا

َداًَِب فََما

ِسنِْ َْي

َسْب َع

قَا َل تَ.ْزَرعُْو َن

ََيِْ ِْت

ُُثَّ

ََلَُّن اَِّْل َقلِيًْال ِِِّمَّا ُُْت ِصنُ.ْو َن

ِش َداٌد ََّيْ ُكْل َن َما قََّدْمتُْم

ٓذلِ َك  َسْب ٌع

ََْيِ ِْت ِم ْن ب.َ ْع ِد

ِم ْن ب.َ ْع ِد ٓذلِ َك عَاٌم فِْيِه ي. َُغا ُث الَّنا ُس َوفِْيِه ي.َ ْع ِصُرْو َن

Artinya: “Dia (Yusuf) berkata, “Agar kamu bercocok tanam tujuh

tahun (berturut-turut) sebagaimana biasa; kemudian apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan di tangkainya kecuali sedikit untuk kamu makan. Kemudian setelah itu akan datang tujuh (tahun) yang sangat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari apa (bibit gandum) yang kamu simpan. Setelah itu akan datang tahun, di mana manusia diberi hujan (dengan cukup) dan pada masa itu mereka memeras (anggur).” (QS. Yusuf ayat 47-49).

Tafsir dari ayat 47-49 dari surah Yusuf tersebut menceritakan bagaimana Nabi Yusuf Alaihissalam menyusun perencanaan matang di sektor pertanian untuk menjamin ketahanan pangan pada kondisi yang telah diprediksi akan mengalami kekurangan sumber makanan pokok, akibat kemarau yang berkepanjangan selama tujuh tahun berturut-turut.

Tahap pertama Nabi Yusuf Alaihissalam memperkenalkan metode penyimpanan hasil panen dengan mengarahkan agar biji gandum yang telah dipanen tetap disimpan dengan beserta tangkai-tangkainya. Ketika ingin dikonsumsi, maka penduduk baru boleh mengupasnya dari tangkainya dan itupun diperkenankan hanya sebagian saja sesuai kebutuhan. Sedangkan sebagian lainnya akan digunakan kembali sebagai benih yang akan ditanam ketika musim kemarau yang berkepanjangan telah berlalu. Perihal maksud biji yang sudah dipanen tetap disimpan dengan tangkainya, para ahli tafsir sepakat menjelaskan agar gandum tersebut bisa disimpan pada masa yang lama dan terhindar dari kebusukan sehingga bisa bertahan dan tidak rusak oleh pengaruh udara atau rusak dimakan hama dan ulat.

Tahap kedua yang dilakukan oleh Nabi Yusuf Alaihissalam adalah membudayakan hidup hemat dalam mengkonsumsi pangan. Langkah teknisnya berupa arahan kepada seluruh penduduk tanpa terkecuali, termasuk Raja beserta aparatur pemerintahannya untuk mengkonsumsi makanan pokok hanya sekali dalam sehari. Padahal kebiasaan mengkonsumsi makanan pokok adalah tiga kali makan dalam sehari.

Pelajaran atau hikmah yang dapat diambil dari kisah Nabi Yusuf Alaihissalam adalah negara kita telah menggalakkan program diversifikasi pangan nasional. Kita bisa mengkonsumsi jagung, umbi-umbian atau sumber makanan lain sebagai pengganti beras.

Demikianlah Islam dengan Al-Qur’annya sangat jelas memberikan petunjuk terhadap persoalan mengenai pertanian juga ketahanan pangan. Harapan kita semua, semoga petani kita semakin sejahtera sehingga bangsa dapat terus berjaya.

Hadirin Jamaah Jum’at Rahimakumullah,

Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bagaimana pertanian mendapat perhatian yang sangat penting dalam ajaran Islam. Oleh karena itu, menjadi petani adalah sebuah profesi yang mulia, karena dapat menyediakan bahan makanan bagi dirinya dan bagi orang lain. Bahkan makhluk Allah Swt. lainnya seperti hewan, mikroorganisme atau jasad renik sebagai hewan pengurai pun mendapat bagian dari aktivitas pertanian yang dilakukan petani.

Selain itu, petani dapat memberikan manfaat ekonomi, sosial, lingkungan dan banyak lagi yang lainnya yang dapat dinikmati baik oleh dirinya maupun oleh masyarakat luas. Kemuliaan petani semakin bertambah karena dia akan mendapatkan ganjaran dan pahala yang berlimpah dari aktivitas pertaniannya. Jadi kemulian yang dia dapat bukan hanya di dunia ini saja tetapi juga di akhirat. Aamiin.

ِت  َو

اْلًََّي

ِم َن

ِِبَا  فِْيِه

َواًَِّّي ُك ْم

َون.ََف َعِِن

ال َع ِظْيِم،

الُقْرأ ِن

ِِف

َولَ ُك ْم

ِِل

هللاُ

َِبَرَك

ُهَو ال َّس ِميْ ُع ال َعلِيِْم. َوأَ ْستَ.غْ ِفُر هللاَ لي

َوِمْن ُك ْم تَِالَوتَهُ، اِنَّهُ

ِذ ْكِراْلَكِْيِم، َو تَ.َقبَّ َل هللاُ ِمِِِّن

لي  َولَ ُك ْم  َولِ َسائِِر  الْ ُم ْسلِيِ ْم َن

َولَ ُك ْم.  أَقْوُل  قَ.ْو   لي  َه َذا  َوأَ ْسَت. ْغِفُر  هللاَ  الَْع ِظْي َم

ِت.  َفا ْسَت.غِْفُرْوُه، إِنَّهُ  ُهَو

َواْۡلَْمَوا

َوالْ ُمْؤِمَنا ِت  اْۡلَ ْحَياِء  ِمْن. ُه ْم

َوالْ ُم ْسلِ َما ِت  َواملْؤِمنِْ َْي

Khutbah Kedua

الْغَُفْوُر الَّرِحْي ُم.  ُ

ا ْْلَِِّق لُِيظِْهَرهُ   َعَلى ال ِِّدي ِن ُكلِِِّه َولَْو َكِرهَ

َوِدي ِن

َر ُسوَلهُ ِِب َْلَُدى

اَ ْْلَْم ُد ََِّّللِ الَّ ِذي أَْر َس َل

َشِري َك  َُله، وأشه ُد أ َّن  ُحمَ َّم ًدا عْب ُده

َو ْح َدهُ ْل

ْل إلَهَ إْل هللاُ

الْ ُم ْشِرُكو َن. أَ ْش َه ُد أ ْن

ًَّيأَي.َُّها

ُم ْسلِ ُمو َن.

َوأَنْ.تُْم

َوْل َتُوتُ َّن إِْل

َح َّق تُ.َقاتِِه

ًَّيأَي.َُّها الَّ ِذي َن آَمنُوا ات.َُّقوا ا ََّّللَ

وَر ُسولُه.

َوي.َ ْغِفْر لَ ُك ْم ذُنُوبَ ُك ْم

ْصلِ ْح لَ ُك ْم أَ ْع َمالَ ُك ْم

َس ِدي ًدا يُ

َع ِظي ًما.

        الَّ ِذي َن آَمنُوا اتَّ.ُقوا ا ََّّللَ َوقُولُوا قَ.ْوْل َوَم ْن يُ ِط ِع ا ََّّللَ َوَر ُسولَهُ فَ.َق ْد فَاَز فَ.ْوًزا

َعلَى إِبْ.َرا ِهْي َم

َت و َسلِّ ْم َت

َك َما   َصلَّْي

َعَلى آِل  ُحمَ َّم ٍد، َو

 ُحمَ َّم ٍد َعَلى

و َسلِِّْم

اللَُّه َّم   َص ِِّل

َعلَى إِبْ.َرا ِهْي َم

َو َعَلى آِل  ُحمَ َّم ٍد،  َك َما  َِبَرْك َت

َو َعَلى آِل إِْب.َرا ِهْي َم،  َوَِب ِرْك   َعَلى  ُحمَ َّم ٍد

َوالْ ُمْؤِمَنا ِت،

َو َعَلى آِل إِْب.َرا ِهيْ َم، ِِف ال َعالَِمْ َْي إِنَّ َك  َِْحْي ٌد ََِمْي ٌد، اللَُّه َّم ا ْغِفْر لِلْ ُمْؤِمنِْ َْي

ِت، اۡلَ ْحيَاِء ِمنْ. ُه ْم َواۡلَْمَوا ِت، إِنَّ َك  ََِسْي ٌع قَِريْ ٌب َُِمْي ُب ال ُّد َعاِء .

َوالْ ُم ْسلِ ِمْ َْي َوالْ ُم ْسلِ َما

َوأَ ِْْج ْع َكلِ َمتَ. ُه ْم عَلَى اْلَِِّق،

َوَوِِّح ِد اللَُّه َّم  ُصُفْوفَ. ُه ْم،

اللَُّه َّم أَعَِّز ا ِإل ْسالََم َوالْ ُم ْسلِ ِمْ َْي،

َْي .َرب.َّنَا ْل تُِزْغ ق.ُلُْوب.َنَا

َوا ْك ِسْر  َشْوَكةَ الظَّالِِم َْي، َوا ْكتُ ِب ال َّسالََم َواۡلَْم َن لِعِباِد َك أَ ْْجَعِ

َرْْحَةً، إِنَّ َك أَنْ َت الَوَّها ُب .َرب.َّنَا ظَلَ ْمنَا أَنْ.ُف َسنَا

َوَه ْب لََنا ِم ْن لَ ُدنْ َك

ب.َ ْع َد إِ ْذ  َه َديْ.تَ.نَا،

َرب.ََّنا آتَِنا ِف ال ُّدْن.َيا  َح َسنَةً َوِف اآل ِخَرةِ

َوَت.ْرَْحَْنا لَنَ ُكْونَ َّن ِم َن اۡلَا ِسِريْ َن.

َوإِ ْن ََلْ تَ. ْغِفْر لَنَا

َح َسنَةً َوقِنَا  َع َذا َب النَّا ِر.

َوي.َنْ. َهى  َع ِن الَْف ْح َشاِء

َوإِْي.َتاِء  ِذي الُقْرََب

َوا ِإل ْح َسا ِن

َّن   هللاَ   ََيُْمُر   ِِبلَْع ْدِل هللاِ   :إِ

عِبَاَد

َوا ْش ُكُرْوهُ عَل َى

تََذَّكُرْو َن  َواذْ ُكُروا َهلل  ْال َع ِظْي َم يَْذُكْرُك ْم

َوالْ ُمْن َكِر  َوالَْب. ْغ ِي ي َِعظُ ُك ْم لََعلَّ ُك ْم

َما تَ ْصَن. ُعو َن، َوأَقِِم ال َّصالَة.

نَِع ِمِه يَِزْدُك ْم َولَ ِذْكُر هللاِ اَْكَْب. َوٱ ََّّللُ ي.َ ْعلَُم

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *