MEDIASI – Tulisan ini merupakan serial rangkaian Buku Khutbah Jum’at yang diinisiasi oleh Bapak Dr. Abdul Kholik M.Si (Senator Anggota DPD RI dan Pembina PW FKDMI Jawa Tengah) yang akan disajikan setiap hari Jum’at.
Khutbah Pertama
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه ُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اما بعـد قال الله تعالى: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا
Hadirin jamaah shalat jumat yang dirahmati oleh Allah SWT.
Tak henti-hentinya marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat iman dan Islam, serta karunia yang teramat besar yang Allah karuniakan kepada kita sebagai hamba-hamba-Nya.
Semoga kita termasuk hamba-Nya yang mendapatkan hidayah-Nya serta berada dalam keadaan Iman dan Islam hingga akhir hayat kita. Dan tentunya kita bersyukur kepada Allah atas nikmat yang masih diberikan kepada kita. Sehingga pada kesempatan ini kita masih dapat beribadah kepada-Nya, dapat mengingat-Nya, serta memuji-Nya.
Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa agama Islam sangat menganjurkan kita untuk bekerja keras dan berkarya selama hayat kita. Manusia secara fitrah tidak bisa dilepaskan dari dunia bekerja, termasuk bekerja dalam mengabdi dan beribadah kepada sang pencipta. Islam telah menetapkan bahwa bekerja adalah suatu hal yang sangat mulia, dan Allah mengancam serta melaknat hambaNya yang bermalas malasan dalam hidupnya.
Berdasarkan firman Allah Qur’an surah al Jumu’ah ayat 10 :
فَاِذَا قُضِيَتِ الصَّلٰوةُ فَانْتَشِرُوْا فِى الْاَرْضِ وَابْتَغُوْا مِنْ فَضْلِ اللّٰهِ وَاذْكُرُوا اللّٰهَ كَثِيْرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
Artinya “Apabila salat (Jumat) telah dilaksanakan, bertebaranlah kamu di bumi, dan carilah karunia Allah, dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung”. (QS Al-Jumu’ah/62:10)
Pada ayat tersebut, ditegaskan apabila ibadah shalat telah dilaksanakan, maka kita diperintahkan untuk melanjutkan aktivitas kita dalam mencari karunia-Nya. Hal ini memberi pengertian bahwa kita tidak boleh bermalas malasan karena rezeki Allah tidak datang dengan sendirinya.
Potensi akal yang kita miliki hendaknya menjadi modal utama untuk kita meningkatkan produktivitas kerja secara inovatif agar hidup kita lebih berkualitas. Umat Islam yang telah selesai menunaikan shalat diperintahkan Allah untuk berusaha atau bekerja agar memperoleh karunia-Nya, seperti ilmu pengetahuan, harta benda, kesehatan dan lain-lainnya.
Rasulullah juga menganjurkan kepada kita untuk bekerja keras, dengan mendorong umatnya untuk hidup mandiri dan mempunyai etos kerja yang tinggi, bahkan beliau sangat menghargai semua jenis pekerjaan asalkan itu halal, dan beliau tidak menginginkan umatnya menjadi beban orang lain, sesuai sabda beliau:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لأَنْ يَحْتَطِبَ أَحَدُكُمْ حُزْمَةً عَلَى ظَهْرِهِ خَيْرٌ مِنْ أَنْ يَسْأَلَ أَحَدًا فَيُعْطِيَهُ أَوْ يَمْنَعَهُ (رواه البخاري)
Artinya : dari Abu Hurairah R.A ia berkata, Rasulullah SAW bersabda : ”salah satu diantara kalian memikul kayu bakar di punggungnya itu lebih baik dari pada ia meminta minta kepada seseorang baik ia diberi ataupun ditolak.” (HR Bukhori)
Hadirin jamaah shalat Jum’at yang dirahmati oleh Allah
Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk sosial yang memiliki hak-hak mutlak yang harus dipenuhi salah satunya adalah hak untuk hidup. Dalam rangka mempertahankan hidup manusia selalu dihadapkan pada kebutuhan yang beraneka ragam salah satunya adalah kebutuhan pangan yang merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang tidak dapat ditangguhkan, artinya setiap hari manusia membutuhkannya.
Pada masa awal kehidupan manusia di bumi, tidaklah terlalu sulit bagi manusia untuk mencukupi kebutuhannya, berbagai kebutuhan pangan seperti buah-buahan dan bahan makanan pokok yang lain tersedia dengan mudah di alam.
Setiap manusia memiliki peranan masing masing yang berbeda satu sama lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya di muka bumi ini, sesuai dengan potensi yang telah Allah berikan kepada kita.
Namun seiring dengan berkembangnya zaman dan bertambahnya jumlah penduduk, mulailah muncul persaingan dalam mendapatkan sumber daya alam. Oleh karena itu diperlukan inovasi baru dalam mengelola sumberdaya alam dan kekayaan bumi. Inilah yang kemudian melahirkan berbagai kebudayaan dan dari sini pula muncul istilah pertanian sebagai salah satu bentuk usaha awal manusia dalam mengelola sumber daya alam untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia.
Allah berfirman dalam Al Qur’an surah Al-Qasas Ayat 77
وَابْتَغِ فِيْمَآ اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَاَحْسِنْ كَمَآ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الْاَرْضِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ
Artinya : “Dan, carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (pahala) negeri akhirat, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia. Berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”. (Al-Qasas/28:77)
Hadirin jamaah shalat jumat yang dirahmati oleh Allah
Dalam rangka mencari karunia Allah dengan bekerja menjadi apapun di muka bumi adalah salah satu cara mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan di akherat. Kegiatan ini termasuk ibadah apabila dilakukan dengan niat dan sesuai dengan tuntunan yang diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Karena perlu diingat bahwasanya dalam mencari karunia Allah, kita dilarang untuk berbuat kerusakan di muka bumi, dengan kata lain bila kita tidak mengikuti tuntunan Allah dan rasul-Nya dalam mencari karunia-Nya, bisa jadi kita akan terjerumus dalam perbuatan-perbuatan yang merusak bumi.
Kehidupan di muka bumi dengan berbagai macam profesi adalah sunnatullah, sesuai dengan firman Allah dalam Qur’an surah Al-Lail ayat 4
اِنَّ سَعْيَكُمْ لَشَتّٰى
Artinya : “Sesungguhnya usahamu benar-benar beraneka ragam.” (Al-Lail Ayat 4)
Bahwa profesi yang beraneka ragam adalah sunnatullah, profesi yang dijalani oleh manusia salah satunya adalah sebagai petani. Seiring berkembangnya zaman jumlah manusia dan pertumbuhan penduduk kian pesat serta kebutuhan hidup juga semakin meningkat, begitupula dengan kebutuhan pangan. Maka dari itu orang yang paling berperan dalam menyelamatkan manusia dari kelaparan adalah para petani, tanpa adanya petani kita akan kekurangan hasil pangan.
Islam adalah agama rahmatallil’alamin,yaitu rahmat bagi alam semesta, salah satu bentuk rahmatNya adalah diperintahkannya manusia untuk menanam pohon atau bertani, sangking pentingnya bertani Rasulullah SAW bersabda dalam hadisnya.
إن قَامَتِ السَّاعَةُ وَفِي يَدِ أَحَدِكُمْ فَسِيلَةٌ فَإِنِ اسْتَطَاعَ أَنْ لَا تَقُومَ حَتَّى يَغْرِسَهَا فَلْيَغْرِسْهَا
Artinya: “Jika terjadi hari kiamat sementara di tangan salah seorang dari kalian ada sebuah tunas, maka jika ia mampu sebelum terjadi hari kiamat untuk menanamnya maka tanamlah.” (HR. Bukhari & Ahmad)
Negara kita Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang memiliki lahan pertanian yang sangat luas dengan sumber daya alam yang beraneka ragam dan sangat melimpah. Sebagian besar penduduk Indonesia bekerja sebagai petani, di negara agraris pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam sektor pemenuhan kebutuhan pokok, dan berperan besar dalam mendongkrak sektor sosial, sektor perekonomian dan sektor yang lain. Namun permasalahan yang muncul adalah produktivitas pertanian yang ada masih jauh dari harapan dikarenakan sumber daya manusia yang ada masih rendah dan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam mengelola lahan pertanian.
Indonesia sebagai salah satu negara agraris dengan mayoritas beragama Islam tentusaja sangat relevan jika kita mau menggali nilai nilai Al-Qur’an yang berkaitan dengan dunia pertanian. Al-Qur’an secara langsung tidak mengajarkan bagaimana teknis dan langkah langkah dalam bertani, karena Al-Qur’an adalah kitab pedoman yang berisi garis besar tuntunan dalam berbagai aspek kehidupan manusia termasuk salahsatunya dalam hal bertani. Sehingga dengan mengetahui nilai nilai dasar dalam Al-Qur’an tentang pertanian, maka bisa kita terapkan dalam dunia pertanian secara luas, pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan, maupun pertanian yang lainya.
Menjadi petani merupakan salah satu pekerjaan yang sangat mulia dan sangat dianjurkan, kegiatan pertanian juga merupakan salah satu cara yang mudah untuk mendapatkan pahala dari Allah, disamping mendapatkan pahala juga mendapatkan manfaat dan pendapatan yang halal. Profesi petani membuat kita memahami hakikat sebenarnya yaitu tawakal dengan memasrahkan hasil sepenuhnya kepada Allah dan beriman kepada kekuasaanNya maka Allah SWT akan mencukupkan segala keperluannya.
Sesuai dengan firman Allah:
وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُه اِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا (٣)
Artinya “Dan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak dia duga. Siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allahlah yang menuntaskan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah membuat ketentuan bagi setiap sesuatu.” (At-Talaq/65:3)
Hadirin jamaah shalat jumat yang dirahmati oleh Allah
Agama Islam sangat menghormati profesi petani, pekerjaan tersebut membutuhkan dedikasi tinggi dengan sikap sabar dan tawakal kepada Allah. Agama Islam juga tidak melupakan jasa para petani yang bercocok tanam karena hasil bertaninya bisa bermanfaat bagi manusia dan makhluk hidup yang lainnya.
Dalam sabda nabi Muhammad SAW
عَنْ جَابِرٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ عَلَى أُمِّ مُبَشِّرٍ الْأَنْصَارِيَّةِ فِي نَخْلٍ لَهَا فَقَالَ لَهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ غَرَسَ هَذَا النَّخْلَ أَمُسْلِمٌ أَمْ كَافِرٌ فَقَالَتْ بَلْ مُسْلِمٌ فَقَالَ لَا يَغْرِسُ مُسْلِمٌ غَرْسًا وَلَا يَزْرَعُ زَرْعًا فَيَأْكُلَ
مِنْهُ إِنْسَانٌ وَلَا دَابَّةٌ وَلَا شَيْءٌ إِلَّا كَانَتْ لَهُ صَدَقَةٌ
Bahwa “dari Jabir bin Abdullah RA, nabi Muhammad SAW menemui Ummu Mubasyir Al Anshoriyah di kebun kurma miliknya lantas Nabi Muhammad bersabda kepadanya “Siapakah yang menanam pohon kurma ini? Apakah ia seorang muslim ataukah kafir?” Ummu Mubasyir Al Anshoriyah menjawab “seorang muslim”
Nabi Muhammad bersabda “Tidaklah seorang muslim yang menanam pohon atau menanam tanaman (bercocok tanam) lalu tanaman tersebut dimakan oleh manusia, binatang melata atau sesuatu yang lain kecuali hal itu bernilai sedekah untuknya.” (HR Muslim)
Hadis tersebut menjelaskan kepada kita bahwa, seseorang yang menanam tanaman kemudian tanaman tersebut dimakan oleh manusia atau makhluk hidup lainya, maka hal tersebut kelak akan menjadi shodaqoh bagi yang menanam hingga hari kiamat.
Hadis tersebut juga menunjukan kepada kita bahwa banyaknya jalan kebaikan yang bisa kita peroleh dan bahwasanya apa yang manusia bisa mengambil manfaat darinya berupa kebaikan maka pelakunya juga akan mendapatkan pahala yang baik pula. Pelajaran penting yang dapat kita petik dari hadis tersebut bahwa perbuatan yang dilakukan seorang petani yaitu bercocok tanam walaupun asalnya bukan suatu ibadah tapi bisa bernilai ibadah apabila dilakukan dengan niat yang baik dan pelakunya juga akan mendapat pahala pula.
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
Artinya : “Segala sesuatu perbuatan tergantung pada niatnya” (HR Bukhori Muslim)
Selain itu, hal-hal yang mengganggu para petani dalam mencari nafkah seperti tanaman terserang hama dan gagal panen itu semua merupakan ujian dari Allah SWT. Karena seperti yang kita ketahui bahwa Allah akan memberi manusia berupa ujian agar kita tetap tegar dan sabar dalam menghadapi kehidupan.
Allah SWT berfirman dalam Qur’an surah Al-Baqarah ayat 155
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ
“Kami pasti akan mengujimu dengan sedikit ketakutan dan kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Sampaikanlah (wahai Nabi Muhammad,) kabar gembira kepada orang-orang sabar”. (Al-Baqarah/2:155)
Ayat tersebut menjelaskan kepada kita bahwa salah satu tujuan dari cobaan yang beragam adalah agar menjadi pembeda antara manusia yang imannya kuat dan imannya kurang, karena mereka yang imannya kuat akan sabar dan tabah dalam menjalani berbagai cobaan.
Hadirin jamaah shalat jumat yang dirahmati oleh Allah
Perjalanan pembangunan pertanian Indonesia hingga saat ini masih belum dapat menunjukkan hasil yang maksimal jika dilihat dari tingkat kesejahteraan petani dan kontribusinya pada pendapatan nasional.
Pembangunan pertanian di Indonesia dianggap penting dari keseluruhan pembangunan nasional lainnya. Ada banyak hal yang mendasari mengapa pembangunan pertanian di Indonesia mempunyai peranan penting, karena potensi Sumber Daya Alam yang besar dan beragam; pangsa terhadap pendapatan nasional yang cukup besar; besarnya pangsa terhadap ekspor nasional; besarnya penduduk Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Namun pada kenyataannya sampai saat ini sebagian besar dari petani kita masih banyak yang termasuk golongan menengah ke bawah.
Pemberdayaan bagi masyarakat petani tidak lain adalah dengan memberikan motivasi dan dorongan kepada para petani agar mampu menggali potensi diri dan berani bertindak memperbaiki kualitas hidupnya. Pentingnya pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan ekonomi dapat dilakukan melalui pengembangan bisnis, pemberian permodalan, pembentukan sikap mental mandiri, memperluas akses pasar, dan meningkatkan produktivitas petani melalui usaha tani.
Usaha pemberdayaan petani dapat berhasil dengan baik apabila didukung dengan tingkat kesadaran petani itu sendiri dalam menerima dan menerapkan berbagai program yang diberikan oleh pemerintah. Serta petani harus memiliki tingkat kepekaan yang tinggi dan semangat bekerja dalam berusaha.
Banyak hal yang harus kita lakukan dalam mengembangkan pertanian pada masa yang akan datang. Kesejahteraan petani dan keluarganya merupakan tujuan utama yang menjadi prioritas dalam melakukan program apapun. Tentu hal itu tidak boleh hanya menguntungkan satu golongan saja namun diarahkan untuk mencapai pondasi yang kuat pada pembangunan nasional. Selain itu juga diarahkan untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, khususnya petani melalui pembangunan sistem pertanian dan usaha pertanian yang kuat dan mapan.
Usaha harus tetap dilakukan untuk tercapainya kesejahteraan petani, Allah SWT mengingatkan kita akan hal tersebut dalam Qur’an surah Ar-Ra’d ayat 11
لَهُ مُعَقِّبٰتٌ مِّنْۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُوْنَهُ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ وَاِذَآ اَرَادَ اللّٰهُ بِقَوْمٍ سُوْۤءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ ۚوَمَا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهِ مِنْ وَّالٍ
“Baginya (manusia) ada (malaikat-malaikat) yang menyertainya secara bergiliran dari depan dan belakangnya yang menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka. Apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, tidak ada yang dapat menolaknya, dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (Ar-Ra’d Ayat 11)
Tidak ada suatu masalah yang tidak dapat diatasi, semua masalah pasti ada jalan keluar jika kita mau dan terus berusaha, apalagi dilandasi dengan niat yang kuat dan ikhlas karena Allah SWT. Berbagai masalah dan hambatan petani mulai dari gagal panen, tanaman terserang hama, pupuk yang semakin langka hingga mahalnya harga pestisida, itu semua pasti bermuara pada sebuah solusi dan akan membuahkan kesuksesan sehingga para petani semakin mulia dan menjadikan Indonesia menjadi negara yang sejahtera, dan akan membuat kita menjadi semakin mulia di sisi Allah Azza Wa Jalla.
بارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فيِ القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنيِ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلْ مِنيِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ َإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ َقُوْلُ قَوْليِ هذَا أَسْتَغْفِرُ اللهَ ليِ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua
فَيَااَ يُّهَاالنَّاسُ !! اِتَّقُوا اللهَ تَعَالىَ. وَذَرُوا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ منها وَمَا بَطَنَ. وَحَافِظُوْا عَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ. وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ. وَثَنَّى
بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ. فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاًعَلِيْمًا .اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا .اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ
إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ .اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ.
اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَارَبَّ اْلعَالَمِيْنَ .رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ .اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى .رَبنا أَدْخِلْنا مُدْخَلَ صِدْقٍ وَأَخْرِجْنا مُخْرَجَ صِدْقٍ وَاجْعَلْ لنا مِنْ لَدُنْكَ سُلْطَانًا نَصِيرًا .اللَّهُمَّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِى الأُمُورِ كُلِّهَا وَأَجِرْنَا مِنْ خِزْىِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ .رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ. وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ. وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Oleh : Ahmad Krisna Aditiya