Memuliakan Petani

Khutbah Jum'at334 Dilihat

MEDIASITulisan ini merupakan serial rangkaian Buku Khutbah Jum’at yang diinisiasi oleh Bapak Dr. Abdul Kholik M.Si (Senator Anggota DPD RI dan Pembina PW FKDMI Jawa Tengah) yang akan disajikan setiap hari Jum’at.

Khutbah Pertama,

 إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه ُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اما بعـد قال الله تعالى: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.

Maasyiral muslimin rokhimakumullah,

Dalam kesempat yang mulia ini marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan sungguh-sungguh dan penuh keihlasan. Sholawat dan salam mudah-mudahan tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Jamaah Jumat rohimakumullah

Pertama-tama kami selaku khatib mengajak untuk mengingat kembali Basic Logic kehadiran kita ke dunia, yaitu untuk disempurnakan sebagaimana di beritahukan oleh Allah swt pada QS Al-Syams 7-10.

وَنَفْسٍ وَّمَا سَوّٰىهَاۖ فَاَلْهَمَهَا فُجُوْرَهَا وَتَقْوٰىهَاۖ قَدْ اَفْلَحَ مَنْ زَكّٰىهَاۖ وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسّٰىهَاۗ

Demi jiwa dan penyempurnaan (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya, sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (QS Al-Syams  7-10).

Inilah dasar yang harus diingat dalam aktifitas kita di dunia dalam rangka ibadah kepada Allah swt semata-mata, seluruhnya harus mengacu pada penyempurnaan diri. Pertanyaanya kemudian dengan jalan bagaimana kita disempurnaakan? Allah swt memberikan petunjuk secara lengkap kepada kita, tidak ada satupun yang tidak mendapat penjelasan, apalagi hal sepenting ini. Penyempurnaan diri manusia dapat berjalan dengan semestinya, ketika bisa berfungsi sebagaimana Allah swt kehendaki, seperti dijelaskan dalam QS Al-Baqoroh ayat 30 dan Adzariyat 56.

 وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (QS 51: 56)

وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ ِانِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS 2:30).

Jamaah jumat rohimakumullah

Kedua fungsi manusia tersebut terwujud pada profesi orang beriman, imannya memenuhi fungsi hamba, dan profesinya untuk menjalankan fungsi khalifah. Ketika keduanya saling mempengaruhi yaitu imannya mempengaruhi profesi, dan profesinya sebagai jalan manivestasi dari keimanannya, maka dua hal tersebut menjadi dua kata yang selalu terangkai dalam banyak ayat dalam Al-Qur’an sebagai syarat menjadi ahli surga yaitu orang yang beriman dan beramal sholeh atau golongan sholihin.

وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ اُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ الْجَنَّةِ ۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ

“Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di dalamnya. (QS Al-Baqarah 82).

Profesi yang benar dan baik bagi orang-orang beriman, sebenarnya menjadi puncak ibadah, sebab padanya tergabung dan memenuhi 2 fungsi manusia sekaligus. Sebagai puncak ibadah, sudah seharusnya setiap profesi dikerjakan dengan cara yang terbaik. Termasuk profesi sebagai petani yang menjadi pondasi bagi profesi lainya, sebab berhubungan langsung dengan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh setiap orang.

Profesi lain boleh tidak ada, sebagaimana awal keberadaan manusia, tetapi tidak dengan petani. Sesungguhnya Support dari para petani inilah sehingga profesi lain bisa berjalan, tumbuh dan berkembang. Islam sangat menghargai petani, ketika menggambarkan peristiwa akan segera datangnya kiamat, profesi yang disebut untuk terus berjalan adalah pertanian, sebagaimana nabi sabdakan sebagai berikut,

إِنْ قَامَتِ السَّاعَةُ وَ فِي يَدِ أَحَدِكُمْ فَسِيْلَةٌ فَإِنِ اسْتَطَاعَ أَنْ لاَ تَقُوْمَ حَتَّى َغْرِسَهَا فَلْيَغْرِسْهَا

 “Sekiranya hari kiamat hendak terjadi, sedangkan di tangan salah seorang di antara kalian ada bibit kurma maka apabila dia mampu menanamnya sebelum terjadinya kiamat maka hendaklah dia menanamnya.” (HR. Imam Ahmad).

Dan telah meriwayatkan Dawud dengan sanad yang shahih, dia berkata: “Abdullah bin Salam Rodhiyallahu ‘Anhu berkata kepadaku:

إِنْ سَمِعْتَ بِالدَّجَالِ قَدْ خَرَجَ وَ أَنْتَ عَلَى وَدِيَّةٍ تَغْرِسُهَا, فَلاَ تَجْعَلْ أَنْ تُصْلِحَهُ, فَإِنَّ لِلنَّاسِ بَعْدَ ذَلِكَ عَيْشًا

“Jika engkau mendengar bahwa Dajjal telah keluar sedangkan kamu sedang menanam bibit kurma maka janganlah kamu tergesa-gesa dalam penanamannya, karena masih ada kehidupan setelah itu bagi manusia.”

Penyebutan yang sedemikian jelas terhadap profesi yang satu ini, merupakan penekanan yang seharusnya mendapat perhatian bagi kita umat Islam, hingga dalam kondisi genting dan akhir dari sejarah umat manusia sekalipun, bila masih mungkin, tetap diharapkan berjalan. Apalagi dalam kondisi yang normal dan masih sangat dibutuhkan produknya, tentu selayaknya mendapat perhatian khusus.   

Jamaah jumat rohimakumullah

Pada profesi pertanian, Allah swt membantu penyempurnaan diri, bagi mereka yang mau menjalani, dengan menyingkirkan potensi untuk riya’, sombong dan takabur serta dijauhkan dari kemungkinan korupsi, kolusi dan nepotisme. Karena pertanian adalah jalan sunyi yang jauh dari publikasi dan hingar – bingar kehidupan, serta harus akrab dengan lumpur, teriknya matahari, derasnya hujan dan petir, serta jauh dari keramaian kota.  Dengan memilih jalan pertanian, berarti sebuah keberanian untuk menenggelamkan riya’, sombong, dan keinginan nafsi-nafsi. 

Meskipun demikian Allah swt mendatangkan tantangan lain, yang tidak kalah berat, dengan hadirnya persoalan hama, cuaca, kesuburan tanah, kualitas / kuantitas hasil, dan keuntungan yang tidak menentu disebabkan banyak faktor. Disinilah perlunya jihad atau bersungguh-sungguh agar dapat mempersembahkan karya terbaik. 

Dan Allah swt tidak menyia-nyiakan pekerjaan para petani, meskipun hasil tanamannya terkena hama, dimakan burung bahkan dicuri oleh orang sekalipun tetapi disisi Allah swt, tetap menjadi kebaikan, karena dinilai sebagai sedekah. Dalam perspektif keimanan, pertanian merupakan jalan yang penuh keuntungan, dan dimuliakan. Meskipun jarang sedekah atau tidak bisa sedekah karena hasilnya sangat minim, tetapi sebenarnya ia tercatat sebagai dermawan.

عَنْ جَابِرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا إِلَّا كَانَ مَا أُكِلَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةً وَمَا سُرِقَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةٌ وَمَا أَكَلَ السَّبُعُ مِنْهُ فَهُوَ لَهُ صَدَقَةٌ وَمَا أَكَلَتْ الطَّيْرُ فَهُوَ لَهُ صَدَقَةٌ وَلَا يَرْزَؤُهُ أَحَدٌ إِلَّا كَانَ لَهُ صَدَقَةٌ

Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seorang Muslim yang bercocok tanam, kecuali setiap tanamannya yang dimakannya bernilai sedekah baginya, apa yang dicuri orang darinya menjadi sedekah baginya, apa yang dimakan binatang liar menjadi sedekah baginya, apa yang dimakan burung menjadi sedekah baginya, dan tidaklah seseorang mengambil darinya melainkah itu menjadi sedekah baginya.” (HR Muslim)

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فيِ القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنيِ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلْ مِنيِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ َإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْليِ هذَا أَسْتَغْفِرُ اللهَ ليِ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Khutbah ke Kedua

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيّدِنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ. أَمَّا بَعْدُ؛

Maasyiral muslimin rokhimakumullah,

Pada jaman ini mempersembahkan hasil yang baik di dunia pertanian bukan perkara mudah, sebanding dengan kesulitan memberantas korupsi. Hal ini disebabkan oleh kebiasaan menggunakan zat-zat kimia yang sudah bertahun-tahun yang sebenarnya berbahaya, baik bagi yang akan mengkonsumsi ataupun bagi kelangsungan kesuburan tanah. Inilah saatnya peran Islam sebagai petunjuk, untuk menyelamatkan masa depan generasi mendatang. Dengan menyadari bahwa pertanian bagi orang beriman, bukanlah semata mata sebuah jalan matapencaharian, dan bukan pula keuntungan itu hanya sekedar berbentuk material.

Tetapi pertanian merupakan jalan penyempurnaan diri, dan puncak ibadah yang harus dikerjakan dengan cara yang terbaik dan akan dinilai oleh Allah swt, yang akan menentukan kedudukannya kelak di akhirat. Cara terbaik yang dimaksud adalah dengan memperhatikan 2 hal sekaligus.

Pertama, bahwa produk yang dihasilkan akan dikonsumsi oleh hamba-hamba Allah swt, sehingga terlibat dalam menentukan kesehatan mereka baik jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam hal ini, harus disadari bahwa petani juga menentukan masa depan generasi muslim. Bila produk yang dihasilkan berkualitas sehingga menyehatkan dan menguatkan, maka setiap bulir padi atau buah atau umbi yang dikonsumsi akan menjadi menjadi darah daging mereka yang sedang mengejar prestasi di bidang lain. Dan itu artinya dalam prestasi mereka ada andil, dan aktifitasnya menjadi tasbih, tahmid dan takbir para petani yang menyediakan makanannya.

Tetapi sebaliknya, bila produk yang dihasilkan tidak memperhatikan kesehatan bagi yang akan mengkonsumsinya, tentu akan ikut andil ketika menyebabkan terjadinya penyakit dan bertanggungjawab atas kekuatan dan keberlangsungan generasi muslim mendatang, hal ini tentu akan menjadi perhitungan tersendiri kelak di akhirat.

Kedua, bahwa tanah yang menjadi media bekerja, harus disadari itu bukan hanya milik kita hari ini, sehingga harus adil dan bertanggungjawab agar generasi penerus tidak terbebani dengan memperhatikan keberlangsungan kesuburan tanah dan terjagannya unsur hara yang ada di dalamnya dengan mengembangkan pertanian Organik. Hal ini juga merupakan wujud dari fungsi khalifah, sebagai pihak yang diserahi langit bumi dan semua yang ada di dalamnya. 

Jamaah Jumat rohimakumullah

Sekali lagi kami mengingatkan, bagi mereka yang memilih pertanian sebagai profesi, maka ketahuilah, itulah juga jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah swt, dan jalan untuk mempersembahkan yang terbaik dalam hidup. Janganlah jalan kita itu dikotori oleh tindakan yang merugikan diri kita sendiri, yang pada akhirnya kita akan menyesal ketika kelak menghadap Allah swt. Jadikanlah profesi kita menjadi jembatan emas untuk bisa meraih surga yang luasnya, seluas langit dan bumi. Aamiin, ya robbal ‘alamin. 

أعوذ بالله من الشيطان الرجيم. بسم الله الرحمن الرحيم. إنَّ اللهَ وملائكتَهُ يصلُّونَ على النبِيِّ يَا أيُّهَا الذينَ ءامَنوا صَلُّوا عليهِ وسَلّموا تَسْليمًا. اللّـهُمَّ صَلّ على سيّدِنا محمَّدٍ وعلى ءالِ سيّدِنا محمَّدٍ كمَا صلّيتَ على سيّدِنا إبراهيمَ وعلى ءالِ سيّدِنا إبراهيم وبارِكْ على سيّدِنا محمَّدٍ وعلى ءالِ سيّدِنا محمَّدٍ كمَا بارَكْتَ على سيّدِنا إبراهيمَ وعلى ءالِ سيّدِنا إبراهيمَ إنّكَ حميدٌ مجيدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ. اللَّهُمَّ اغْفِرْلَنَا ذُنُوْبَنَا وَ ذُنُوْبَ وَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا .رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ .رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ .رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ .

عِبَادَ اللهِ: إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَر. وَٱللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ، وَأَقِمِ الصَّلاَة.

Oleh : Ahmad Hanif

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *