MEDIASI – Tulisan ini merupakan serial rangkaian Buku Khutbah Jum’at yang diinisiasi oleh Bapak Dr. Abdul Kholik M.Si (Senator Anggota DPD RI dan Pembina PW FKDMI Jawa Tengah) yang akan disajikan setiap hari Jum’at.
Khutbah Pertama
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِيْ بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى الرَّشَادِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الهَادِيْنَ لِلصَّوَابِ وَعَلَى التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ اْلمَآبِ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا آيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم. وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ .يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا
Hadirin Jamaah Shalat Jum’at Rokhimakumullah
Alhamdulillah, Marilah kita panjatkan rasa syukur kepada Allah SWT, Yang telah memberikan kita nikmat sehat, nikmat selamat dan terutama nikman iman, Islam dan ikhsan. Banyak saudara-saudara kita di luar sana yang belum bisa berangkat ibadah Shalat jum’at karena sakit atau karena yang lainya. Alhamdulilah dengan nikmat Allah kita masih di permudah langkah kaki menuju masjid untuk Shalat jum’at berjamaah.
Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Agung Nabi Muhammad SAW. Bi qaulina Allhumma Solli ‘Ala Sayyidina Muhammad SAW. Yang kita nanti-nantikan syafaatnya di yaumul qiyamah. Mudah-mudahan kita, keluarga kita dan keturunan kita mendapatkan syafaatnya, terutama syafa’atul Udmah.
Hadirin Jamaah Shalat Jum’at Rokhimakumullah
Pada kesempatan yang mulia ini, saya selaku khatib mengajak kepada hadirin sekalian untuk senantiasa menjaga dan meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan sebenar-benar takwa. Yakni menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Hanya bekal takwalah yang dapat menyelamatkan kita di dunia dan diakhirat kelak. Sebagaimana Firman Allah SWT.
اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ
Artinya: “Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.”
Hadirin Jamaah Shalat Jum’at Rokhimakumullah
Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa hidup di dunia selalu berdampingan dengan peraturan. Dalam segi agama terdapat peraturan beragama, dalam segi masyarakat terdapat peraturan sosial atau masyarakat, dalam segi pemerintah terdapat peraturan pemerintah.
Peraturan di buat pada dasarnya untuk mempermudah kehidupan manusia, untuk mengatur kehidupan manusia dan untuk mencegah manusia dari kemungkaran. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Yunus ayat 57
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ قَدْ جَآءَتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَآءٌ لِّمَا فِى ٱلصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ
Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.”
Peraturan dibuat sebagai bentuk pencegahan dari musibah yang menimpanya. Salah satu peraturan yang berorientasi pada keselamatan diri sendiri dan masyarakat luas adalah peraturan berlalu lintas. Awal Januari 2009 Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan atau yang lebih dikenal sebagai UULAJR diberlakukan. Melalui UULAJR diharapkan masyarakat dapat menggunakannya sebagai pedoman dalam disiplin berlalu lintas.
Korps Lalu Lintas Kepolisian Republik Indonesia (Korlantas Polri) telah menerbitkan 1,77 juta bukti pelanggaran (tilang) lalu lintas hingga Oktober 2021. Dari jumlah itu, sebanyak 793.821 tilang atau 44,89% merupakan pelanggaran ringan. Sebanyak 746.153 tilang atau 42,22% merupakan pelanggaran berat. Kemudian, 227.819 tilang atau 12,89% merupakan pelanggaran sedang. Hal ini menunjukan bahwa banyak para pengguna jalan yang belum sadar pentingnya mematuhi peraturan lalu lintas bagi keselamatan berkendara
Hadirin Jamaah Shalat Jum’at Rokhimakumullah
Pada dasarnya peraturan dibuat sebagai antisipasi atau pencegahan terjadinya musibah yang menimpa diri sendiri. Islam sebagai agama rahmatalil ‘alamin, mengajarkan kepada umatnya untuk mencegah kemungkaran atau musibah, dari pada mengobati musibah tersebut. Seperti halnya pepatah yang berbunyi “mencegah lebih baik dari pada mengobati”. Allah SWT berfirman dalam surat Ali Imron ayat 104:
وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
Artinya: “Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung”
Ayat diatas mengajarkan kepada umat Islam bahwa mencegah kemungkaran yang terjadi dalam diri kita adalah sebuah perintah. Dalam hal ini apabila kita melaksanakannya, maka akan dinilai ibadah oleh Allah SWT. Sehingga dalam aplikasinya umat islan di anjurkan untuk mencegah dirinya dari perbuatan yang dapat merusak diri sendiri.
Berdasarkan surah Ali Imron ayat 104, menunjukan bahwa mencegah terjadinya kecelakan dalam berlalu lintas adalah perintah Allah SWT dan apabila dilaksanakan akan dinilai ibadah dihadapan Allah SWT. Apabila kita tidak taat kepada peraturan lalu lintas, yang kemungkinan besar membahayakan diri kita. Apalagi sampai menyebabkan diri kita kecelakan. Maka kita termasuk orang yang menyakiti dan orang yang zalim kepada diri sendiri. Sedangkan Allah tidak suka terhadap orang yang merusak dirinya sendiri. Allah berfirman dalam surah Ali Imron ayat 57:
وَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَيُوَفِّيهِمْ أُجُورَهُمْ ۗ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ
Artinya: “Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, maka Allah akan memberikan kepada merekadengan sempurna pahala amalan-amalan mereka; dan Allah sangat benci kepada orang-orang yang zalim.” (QS. Ali ‘Imraan: 57)
Salah satu cara agar selamat dalam berkendara adalah taat terhadap lalu lintas. Hal ini sebagai upaya agar kita terhindar dari musibah dan kecelakaan pada saat berkendara. Musibah atau kecelakaan dalam berkendara akan sangat berdampak pada diri kita seperti ibadah kurang nikmat, kurang khusyuk dan terganggu dalam menjalankan ibadah.
Hadirin Jamaah Shalat Jum’at Rokhimakumullah
Dalam berkendara hendaknya kita memperhatikan peraturan, tata krama dan akhlak dalam berkendara. Hal ini sebagai upaya agar dalam berkendara tidak membahayakan diri sendiri dan pengendara lain. Adapun akhlak berkendara yang baik adalah:
- Niat yang baik
Niat menjadi pembuka akhlak berkendara yang baik. Karena sesuatu yang kita kerjakan tergantung pada niat. Islam mengajarkan kepada umatnya agar setiap melakukan sesuatu harus di niatkan dengan baik. Sebagaimana Hadits Nabi Muhammad SAW
عَنْ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
Artinya: “Umar bin Khathab r.a. berkata: Aku telah mendengar Rasulullah SAW bersabda Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya” (HR. Bukhori).
Niat yang baik dalam berkendara akan mengarahkan kepada perilaku berkendara yang baik. Perilaku berkendara yang tidak baik juga di dorong oleh niat yang tidak baik juga. Niat adalah perkara hati yang urusannya sangat penting, seseorang bisa naik ke derajat shiddiqin dan bisa jatuh ke derajat yang paling bawah disebabkan karena niatnya.
- Menghormati Pengendara Lain
Menghormati pengendara lain juga merupakan akhlak dalam berkendara yang baik. Akhlak menghormati akan menghantarkan kepada pengendaran untuk membuat nyaman dan aman bagi pengendara lain. Serta tidak mengganggu orang lain dalam berkendara. Rasul Muhammad SAW bersabda:
عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ سَعَدْ بْنِ سِنَانِ الْخُدْرِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلَّمَ قَالَ : لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ
Artinya: Dari Abu Sa’id, Sa’ad bin Sinan al-Khudri RA, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Tidak boleh melakukan perbuatan yang bisa membahayakan diri sendiri dan membahayakan orang lain.” (HR Ibnu Majah)
- Pengendalian diri
Pengendalian diri di cerminkan dengan perilaku berkendara yang normal, kecepatan sedang menyesuaikan dengan rambu-rambu lalu lintas, tidak menoleh ke belakang, dan tidak membahayakan orang lain. Karakter berkendara seperti sesuai dengan karakter sabar dalam Islam. Allah SWT telah menyampaikan dalam Al Qur’an dengan menyetir munajat Nabi Ayub AS kepada-Nya, “(Ya Tuhanku), Sesungguhnya Aku Telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara semua penyayang” (QS. Al Anbiya’: 83). Allah SWT kemudian memuji dan mengakui ketabahan Nabi Ayub AS, “Sesungguhnya dia (Ayyub) seorang yang sabar.” (QS. Shaad: 44)
Kesabaran dalam berkendara di tunjukan dengan tidak menuruti hawa nafsu untuk segera sampai tujuan. Melainkan mementingkan keselamatan sampai tujuan. Oleh karena itu, kesabaran dalam berkendara menjadi salah satu cara dalam mencapai tujuan perjalanan.
- Berkendara dengan hati-hati
Akhlak yang ketiga dalam berkendara adalah hati-hati dalam perjalanan. Sifat ke hati-hatian ini akan memunculkan ketenangan dalam berkendara, tidak muncul rasa cemas, takut maupun tergesa-gesa. Rasul Muhammad SAW bersabda:
التَّأَنيِّ مِنَ اللهِ وَالعُجْلَةُ مِنَ الشَّيْطَانِ
Artinya: “Sifat perlahan-lahan (sabar) berasal dari Allah. Sedangkan sifat ingin tergesa-gesa itu berasal dari setan.” (HR. Abu Ya’la)
Berkendara dengan hat-hati menunjukan sifat menghormati terhadap sesama pengguna jalan. Sehingga pengendara merasa nyaman dan lancar sampai tujuan
- Menaati peraturan lalu lintas
Karakter yang tidak kalah penting dalam berkendara adalah menaati rambu dan aturan lalu lintas sebagai bagian dari etika yang berlaku secara nasional sesuai dengan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Ketaatan terhadap peraturan lalu lintas menjadi wajib karena diyakini akan mendatangkan banyak maslahat atau manfaat bagi manusia. Pemerintah membuat peraturan berlalu lintas dalam rangka untuk mencegah kemudharatan bagi pengendara. Sehingga apabila menaati peraturan lalu lintas merupakan salah satu bentuk ibadah kepada Allah SWT. Nabi Muhammad SAW bersabda:
عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ الخُدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ يَقُوْلُ: «مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَستَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَستَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيْمَانِ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Artinya: Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa dari kalian melihat kemungkaran, ubahlah dengan tangannya. Jika tidak bisa, ubahlah dengan lisannya. Jika tidak bisa, ingkarilah dengan hatinya, dan itu merupakan selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim).
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
Khutbah Kedua
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ. أَمَّا بَعْدُ؛
اَللَّهُـمَّ إِنيِّ أَعوُذُ بِكَ مِنْ عَذاَبِ جَهَنَّمَ،وَمِنْ عَذاَبِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْـنَةِ الْمَحْياَ وَالْمَماَتِ وَمِنْ فِتْـنَةِ الْمَسيِحِ الدَّجاَّلِ. إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وَرَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْ كُلِّ صَحَابَةِ رَسُوْلِ اللهِ أَجْمَعِيْنَ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Oleh : Ade Sucipto