Membangun Paradigma Gotong Royong Melalui Media Massa

Opini406 Dilihat

MEDIASI – Gotong royong telah menjadi bagian tak terpisahkan dari jati diri bangsa Indonesia. Nilai kebersamaan dan solidaritas ini mencerminkan semangat persatuan yang telah diwariskan turun-temurun. Namun, di tengah era digital dan globalisasi, tantangan dalam mempertahankan serta mengembangkan semangat gotong royong semakin nyata.

Media massa, sebagai pilar keempat demokrasi, memiliki peran strategis dalam memperkuat kembali nilai luhur ini.

Peran media massa tidak sekadar menjadi penyampai informasi, tetapi juga sebagai agen perubahan sosial. Dalam konteks gotong royong, media dapat menjadi alat edukasi yang efektif, mengingat daya jangkau dan pengaruhnya yang luas.

Melalui pemberitaan yang mengedepankan solidaritas, kolaborasi, dan aksi nyata di lapangan, masyarakat dapat lebih termotivasi untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial. Misalnya, liputan tentang aksi solidaritas saat bencana alam atau kampanye sosial yang melibatkan berbagai lapisan masyarakat akan menggugah kesadaran kolektif.

Namun, media massa juga perlu menghindari penyajian berita yang memecah belah. Pola pemberitaan yang berlebihan terhadap konflik atau isu sensitif tanpa solusi konstruktif hanya akan memperkuat polarisasi sosial. Sebaliknya, berita yang mendorong dialog, kerja sama, dan keberagaman sebagai kekuatan akan memperkuat kohesi sosial. Dalam hal ini, jurnalisme solutif menjadi pendekatan yang relevan untuk diterapkan.

Selain itu, media massa perlu memanfaatkan teknologi digital untuk memperluas kampanye gotong royong. Platform media sosial, siaran daring, hingga podcast dapat menjadi sarana untuk menyebarkan nilai-nilai kebersamaan secara lebih dinamis dan interaktif.

Dengan demikian, semangat gotong royong tidak hanya hadir dalam ruang fisik, tetapi juga merasuk dalam dunia maya.

Membangun kembali paradigma gotong royong melalui media massa adalah langkah strategis dalam menjaga keutuhan sosial bangsa.

Dengan kolaborasi antara media, masyarakat, dan pemerintah, semangat ini dapat terus hidup dan relevan dalam berbagai aspek kehidupan, menciptakan bangsa yang lebih kuat, tangguh, dan harmonis di masa depan.

Oleh : M Rifki Hidayat (Mahasiswa UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *