Pagelaran Wayang Santri Haul Gus Dur Ke 15 Ajang Reaktualisasi Nilai Pancasila dan Keteladanan Sang Guru Bangsa

Publika462 Dilihat

MEDIASI – Di antara sekian banyak kekayaan dalam bidang seni dan budaya yang dimiliki Indonesia, pagelaran wayang baik wayang kulit maupun wayang golek menjadi salah satu budaya yang masih populer serta menonjol hingga saat ini, termasuk di kitaran kabupaten Pemalang.

Menilik antusiasme masyarakat yang menyukai pagelaran wayang, Komunitas Gusdurian Pemalang dalam gelaran Peringatan Haul Gus Dur ke 15 menjadikan pagelaran ini sebagai ajang untuk mereaktualisasi nilai-nilai Pancasila dan ajaran-ajaran keteladanan guru bangsa KH Abdurrahman Wahid, mengingat saat ini masyarakat mulai jauh dari nilai luhur bangsa seperti yang diinginkan founding father Indonesia.

Senior Penggerak Gusdurian Pemalang, Abdul Azis Nurizun menilai pagelaran wayang bertajuk ‘Wayang Santri‘ selalu memiliki makna yang mendalam sehingga diharapkan bisa menjadi tontonan dan tuntunan bagi masyarakat termasuk Penggerak Gusdurian sendiri dan masyarakat umumnya.

“Pagelaran ini untuk memperkokoh meneguhkan nilai nilai yang diajarkan Gus Dur serta nilai Pancasila dan kebangsaan yang juga selalu digelorakannya ditengah tengah masyarakat, dengan pendekatan kebudayaan,” kata Azis Nurizun, Kamis (2/1/2025).

Pagelaran Wayang Santri pada gelaran Panggung Rakyat Peringatan Haul Gus Dur ke 15 oleh Komunitas Gusdurian Pemalang dimainkan oleh Dalang Ki Suryo Singo Carito dengan digelar pada Ahad lalu (29/12/2024) di Halaman Pondok Pesantren Babussalam Nurul Iman Karangmulya Sikasur Belik Pemalang.

Azis Nurizun mengatakan melalui pagelaran wayang ini akan mengingatkan kita pada sosok fenomenal mantan Presiden RI ke 4 KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur untuk menjadi manusia yang toleran dan humanis seperti yang termaktub dalam intisari nilai-nilai Pancasila, karena di dalam cerita wayang yang disiarkan Ki Dalang Suryo sendiri sarat akan tuntunan keteladanan Gus Dur dan Pancasila.

“Gus Dur sendiri di masa hidupnya dikenal suka budaya wayang. Wayang tidak hanya menjadi tontonan saja, tetapi juga sekaligus memberikan tuntunan, memberikan pitutur baik kepada kita semua, kepada masyarakat di kitaran Pemalang dan juga tentu saja di tingkat Indonesia,” ujar Azis Nurizun.

Pitutur yang baik akan menciptakan generasi kepemimpinan yang hebat, seperti yang diteladankan Gus Dur. Oleh sebab itu, Azis Nurizun mengatakan Komunitas Gusdurian Pemalang memiliki tugas untuk ikut ambil bagian dalam mengingatkan hal-hal baik pada masyarakat dan meneruskan perjuangan yang telah dilakukan Gus Dur.

Apalagi jaman semakin maju, generasi muda semakin aktif dengan gawai gadjet atau smartphone-nya.

Azis Nurizun pun kemudian bersyukur pagelaran ini dapat ditonton oleh masyarakat luas, karena sebelumnya acara Haul Gus Dur tahun lalu digelar in door atau ruangan tertutup.

“Setiap hari (generasi muda) bergaul dengan entitas, komunitas maupun ruang dialog yang sangat sangat terbuka. Sehingga kita harus menjaga diri kita, menjaga rakyat Indonesia dari berbagai ancaman, seperti yang dikuatirkan Gus Dur yaitu krisis kemanusiaan dan krisis iklim sesuai Tema Haul Gus Dur ke 15 ‘Agama untuk Kemanusiaan dan Krisis Iklim” tuturnya.

Pada kesempatan Panggung Rakyat Pagelaran Wayang Santri tersebut, Ki Dalang Suryo Singo Carito yang juga pengurus Wilayah Lesbumi NU Jawa Tengah berharap pagelaran wayang golek yang telah digelar oleh komunitas Gusdurian Pemalang, dapat mengobati kerinduan masyarakat pada sosok Gus Dur melalui pentas budaya untuk mengenalkan lebih jauh tentang wayang kepada masyarakat dan generasi muda Pemalang.

“Ini untuk mengobati kerinduan kita pada Sang Wali Gus Dur, setiap tahun kita menggelar peringatan Haul Sang Guru Bangsa sebagai bentuk kecintaan kita dan mengingatkan kembali akan perjuangan humanisnya,” ungkap Ki Suryo.

Ki Suryo menjelaskan mengapa Pancasila dan Gus Dur disinggung dalam Pagelaran Wayang ini lantaran ingin mengembalikan nilai nilai kepemimpinan yang dibutuhkan oleh masyarakat saat ini sesuai Pancasila dan keteladanan yang dicontohkan oleh Gus Dur. Dimana Gus Dur pada masa hayatnya selalu mengayomi masyarakat dengan memberikan perlindungan, memberikan harkat martabat serta memberikan kemakmuran kepada rakyat jelata.

“Saat ini kita butuh sosok pemimpin seperti Gus Dur, yang memberikan rasa ayem tentrem pada masyarakat kecil,” ujarnya.

Ki Dalang Suryo berharap setelah komunitas Gusdurian dan masyarakat menyaksikan pagelaran wayang santri kemarin tidak sekadar menjadi tontonan semata, namun mampu menjadi tuntunan yang membawa makna untuk kita semua.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *