Mbah Basyar, Tokoh ‘Waliyullah’ di Balik Nama Desa Baru Sodong Basari

Ensiklopedi1763 Dilihat

MEDIASI – Gelaran Pesta Rakyat dan Pelantikan Pj Kepala Desa Sodong Basari pada beberapa waktu lalu, Kamis (22/9) menandai resmi berdirinya Dusun Sodong Desa Sikasur menjadi Desa definitif baru dan berubah nama menjadi Desa Sodong Basari Kecamatan Belik Kabupaten Pemalang. Setelah hampir 10 tahun proses perjuangan masyarakat Dusun Sodong, saat ini Sodong Basari resmi menjadi nama desa baru urutan ke 212 di Kabupaten Pemalang.

Nama Sodong Basari merupakan gabungan nama dua tokoh ‘Sing Baurekso’ wilayah yakni Mbah Sodong dan Mbah Basyar. Kedua tokoh ini dipercaya masyarakat sekitar sebagai leluhur atau orang yang ‘babat alas’ pertama wilayah yang sekarang menjadi desa Sodong Basari ini.

Makam Mbah Sodong berada di pemakaman umum Sodong, sementara makam Mbah Basyar berada di ‘candi’ sebelah barat Sungai Sodong, dekat sebelah utara Masjid Baetul Ghofur. Keberadaan dan sejarah kedua tokoh tersebut sebenarnya masih ‘samar-samar’, secara silsilah asal usul belum ada catatan runut jelasnya.

Menurut kepercayaan sebagian masyarakat, mbah Sodong berasal dari wilayah jawa bagian barat era zaman kerajaan Padjajaran. Namun terkait agama yang dianut mbah Sodong masih menjadi perdebatan, konon katanya beliau hidup pada zaman Hindu-Budha. Sementara Mbah Basyar, sebagian besar masyarakat dan tokohnya meyakini beliau adalah ‘min Auliyaillah’ atau tokoh agama Islam. Hal ini diperkuat dengan isyaroh yang disampaikan ulama karismatik Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan.

Walau pun Habib Luthfi belum secara gamblang menjelaskan tentang riwayat dan silsilah nasab mbah Basyar, namun beliau diceritakan pernah mengatakan bahwa Mbah Basyar merupakan tokoh Islam yang berasal dari Wiradesa Pekalongan.

Berdasarkan arahan Habib Luthfi jugalah makam mbah Basyar kemudian dipugar dan dibangun cukup megah oleh masyarakat Sodong Basari. Pembangunan makam menjadi lebih ‘apik’ ini juga bentuk penghormatan masyarakat Sodong Basari pada leluhur tokohnya.

Harapannya, dengan berdirinya Sodong Basari menjadi Desa Mandiri, riwayat keberadaan kedua tokoh ini pun bisa lebih diteliti dan digali sejarahnya. Nama keduanya menjadi nama desa selain sebagai bentuk ‘tabarrukan’ pada jasa-jasa tokoh pendiri wilayah, semestinya juga bisa menjadi pemicu untuk menjadikan wilayah desa baru ini lebih baik dan berkembang cepat pembangunannya, terutama pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM)nya guna mengelola semua potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang begitu melimpah agar Sodong Basari menjadi Desa yang Membawa Berkah. Wallahu’alam…

Untuk Mbah Sodong dan Mbah Basyar…Lahumaa. Al Fatihah

Oleh : Abdul Azis Nurizun (Warga Negara Indonesia yang saat ini berdomisili di Sodong Basari)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *