Syeikh Maulana Syamsuddin, Puser’e Wali Pantura

Ensiklopedi1402 Dilihat

MEDIASI – Makam Syeikh Maulana Syamsuddin atau Ki Jogo Segoro merupakan sebuah makam yang terkenal di Kabupaten Pemalang yang sering diziarahi masyarakat Muslim dari berbagai penjuru daerah. Letaknya yang menarik dan mudah dijangkau berada di pinggir pantai serta karomahnya yang langsung dapat disaksikan, seperti tawarnya air yang berada disisi makamnya menjadi daya tarik tersendiri dari para peziarah.

Cerita atau sejarah tentang Syeikh Maulana Syamsuddin ada beberapa versi, namun kebanyakan dari cerita tutur. Nah, disini kami tulis sejarah beliau diambil dan disarikan dari Buku berjudul ‘Syeikh Maulana Syamsuddin (Raden Syarif Hasan Syamsuddin Joko Segoro/Mbah Kramat): Sosok Ulama, Waliyullah, dan Pejuang” karya Muhdor Ahmad Assegaf dkk yang banyak sumber isinya diambil dari Habib Luthfi bini Yahya Pekalongan.

Sekelumit Cerita Tutur Masyarakat

Menurut penuturan cerita  masyarakat, Kiai,, dan ulama Pemalang, Syekh Maulana Syamsudin adalah seorang musafir dari kota Demak yang melakukan perjalanan menuju kota Banten sebagai delegasi para wali kota Demak untun mensyiarkan agama Islam di tanah Jawa, dengan meniti jalur pantai, tepi laut Utara pulau Jawa hingga sampai lah beliau di kota Pemalang, tepatnya di tepi pantai Tanjungsari.

Saat menyusuri daratan tepi pantai Tanjungsari ini inilah konon sekelompok begal atau perampok merampas secara paksa barang bawaan beliau dan membunuhnya. Setelah membuka barang bawaan beliau, para begal terkejut ternyata isi nya sekumpulan kitab, bukan harta berharga seperti yang dibayangkan para begal tersebut. Melihat kenyataan tersebut, sontak para begal terkejut dan segera meninggalkan jenazah beliau tergelatk di tepi pantai Tanjungsari.

Kemudian, hingga jenazah tersebut ditemukan seorang Saudagar Bugis yang melihat dari kapalnya di tengah laut pancaran sinar yang setelah didekati ternyata jenazah Syeikh Maulana Syamsudin. Bersama warga sekitar, akhirnya jenazah sang Syeikh dimandikan di kubangan yang kemudian sekarang jadi situs sumur keramat dan dimakamkan di tempat sekarang ini.

Nama dan gelar Syeikh Maulana Syamsudin

Syeikh Maulana Syamsuddin memiliki nama lengkap Sayyid Hasan Syamsuddin bin ‘Awwadh al-‘Alawi. Beliau dilahirkan sekitar tahun 1700 Masehi atau 1100 Hijriah dari keluarga santri, pejuang dan negarawan.

Masa hidup beliau diperkirakan masih sezaman dengan Mbah Nur Kalam Kauman Pemalang atau di penghujung pemerintahan Kerajaan Islam Mataram abad ke-17-an.

Syekh Maulana Syamsudin memiliki berbagai gelar nama, dimana gelar tersebut menunjukkan betapa beliauu merupakan seorang sosok yang mulia. Diantara gelar yang disematkan adalah Syarifuddin yang berarti Kemuliaan agama, Hasanuddin yang artinya keindahan agama, dan Syamsuddin yang artinya mentari agama.

Selain itu, gelar yang disematkan kepada Syekh Maulana Syamsudin adalah ‘Jogo Segoro’ dan ‘Mbah Kramat’. Jogo Segoro berarti ‘Penjaga lautan’. Gelar-gelar tersebut mengisyaratkan bahwa beliau selain sosok ulama yang memiliki wawasan keilmuan agama yang dalam dan luas, juga menggambarkan bahwa beliau juga sebagai sosok pejuang dan seorang pilihan yang suci, arif billah yang mempunyai karomah atau shohibul karomah.

Silsilah Nasab dan Keturunannya

Nasab Syeikh Maulana Syamsudin tersambung hingga Rasulullah SAW dan merupakan keturunan yang ke 28. Adapun silsilah lengkap Syeikh Maulana Syamsudin (Sayyid Hasan Syamsuddin) bin Sayyid ‘Awwadh bin Sayyid Hasan bin Imam ‘Idrus bin Muhammad bin Hasan bin Yahya Ba’alwi bin Hasan AlA Ahmar bin ‘Alwi Annasiq bin Muhammad Mauladaweleh bin Ali Maula Darrak bin ‘Alawi Al Ghuyur bin Muhammad Al Faqih Muqaddam bin Ali bin Muhammad Shahibul Marbath bin Ali Khala’Qhasam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaedillah bin Ahmad Al Muhajir Ilallah bin Isa Al Azraq Arrumi bin Muhammad An Naqib bin Ali Al ‘Uraidhi bin Ja’far Shodiq bin Muhammad Al Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husain As Sibthi bin Fatimah Azzahra binti Muhammad SAW.

Syeikh Maulana Syamsudin memiliki seorang anak laki-laki yang memiliki nama yang sama seperti nama ayahnya yaitu Sayyid ‘Awwadh. Dari sayyid ‘Awwadh bin Syeikh Maulana Syamsudin inilah kemudian keturunannya menyebar ke berbagai penjuru nusantara dan dunia serta berkiprah berjuang mensyiarkan agama. Sayyidah Fathimah atau Nyai Randu yang dimakamkan di Randudongkal disebutkan adalah satu keturunannya.

(Bersambung)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *