Abdul Kholik, Anggota DPD RI Beri Pembinaan pada Komunitas Muda di Pemalang

News1610 Dilihat

MEDIASI – Jumat, 5 Augustus 2022, Jaringan Gusdurian Pemalang, Yayasan Semesta Ilmu Nurul Iman dan Forum Komunikasi Dai Muda Indonesia (FKDMI) menggelar acara santunan anak yatim dalam rangka peringatan tahun baru Islam ‘FESTIVAL MUHARRAM XVI’ bertajuk “Ngawruhi Dunia Pendidikan”. Selain menyantuni anak-anak yatim, acara ini diisi dengan kegiatan bedah buku, hasil karya salah satu pengagum Gus Dur. Bukunya berjudul “Sekolah yang Menumbuhkan” ditulis oleh Muhamad Dhofier, pengajar di PP Nihadlul Qulub, Moga, Pemalang, Jateng.

Diskusi buku dan santunan anak yatim ini diselenggarakan di Pondok Pesantren Babussalam Nurul Iman Yayasan Semesta Ilmu Nurul Iman, di desa Sikasur, Kecamatan Belik, Pemalang, di bawah asuhan tokoh muda Pemalang, Azis Nurizun. Di tengah lingkungan yang masih asri dan segar, saling bertukar gagasan menjadi lebih asyik.

Dalam diskusi tersebut, hadir sebagai narasumber, Muhamad Dhofier (penulis buku), Kyai Ali Sobirin (pengasuh PP Nihadlul Qulub, Moga, Pemalang), dan Dr. Abdul Kholik (anggota DPD RI dari Jawa Tengah). Jazuli, guru dari SMK NU Belik membawakan diskusi itu sebagai moderator.

Dalam paparannya, Muhamad Dhofier mengatakan bahwa menurut sebuah penelitian yang diakui secara global, dilakukan oleh Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi, Organisation For Economic Cooperation and Development (OECD) melalui sebuah tes yang dikenal sebagai Programme International for Students Assessment (PISA), diketahui bahwa prestasi anak-anak kita dalam tiga hal, membaca, matematika, dan sains masih belum menunjukkan performa yang membanggakan.

Masih menurut Dhofier, selama hampir dua dekade, dari sekitar 70 sampai dengan 80 negara yang mengikuti tes PISA, ranking anak-anak kita dalam tiga ranah tadi konsisten berada pada tangga sepuluh besar dari bawah. Kondisi itu salah satu penyebabnya adalah sebagian besar guru-guru di sekolah kita juga belum menunjukkan gairah membaca yang patut diteladani.

Sebagai pembicara berikutnya, Kiai Ali Sobirin mengisahkan pengalamannya di Amerika. Saat pertama kali datang ke negeri Paman Sam, selang berapa hari ia didatangi oleh petugas perpustakaan menyerahkan kartu. Ia dan keluarganya dipersilakan datang kapan saja yang ia mau. Petugas perpustakaan akan melayani dengan layak.

Kiai Ali Sobirin menyampaikan betapa di negara maju, literasi begitu diperhatikan. Jika kepada warga pendatang saja dilayani dengan sangat baik terkait urusan membaca, bisa dipastikan warga negaranya niscaya melek ilmu pengetahuan. Kiai Ali Sobirin sangat menekankan bahwa membaca menjadi kunci kemajuan suatu bangsa.

Sebagai pembicara kunci, Abdul Kholik mengutarakan hal senada. Ia berkisah, sewaktu kecil dulu, ia adalah seorang pembaca. Ia yakin, jika hari ini memiliki peran turut memikirkan cita-cita bangsa sebagai anggota DPD RI perwakilan Jawa Tengah, maka semata-mata merupakan buah dari kebiasaan membaca yang dipelihara sampai kini.

Abdul Kholik mendorong kepada anak-anak muda penggerak di Pemalang dan sekitarnya, membaca adalah kunci untuk membangun kapasitas diri yang pada gilirannya kelak berguna untuk andil membangun masyarakat atau bahkan turut sebagai pengambil kebijakan yang menentukan kemajuan bangsa.

Pada kesempatan itu, Abdul Kholik memberikan petuah bahwa tokoh guru bangsa KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) adalah seorang pembaca yang rakus. Nilai-nilai Gus Dur lahir bukan dari semedi semalam jadi. Tapi hasil pergulatan pemikiran yang tak pernah berjarak dari buku. Sebagai generasi muda, khususnya pecinta Gus Dur, kewajiban utama seorang Gusdurian dan pemuda penggerakan perubahan adalah membaca buku. Meneladani apa yang menjadi kebiasaan Gus Dur. Sebab, dari membaca buku nilai-nilai Gus Dur akan mampu dihayati dan diimplementasikan dalam kenyataan.

Diskusi hari itu ditutup dengan ngopi bareng dan kongkow-kongkow di warung makan Zigan Sikasur, dengan menu andalan ikan bakar. Dalam kesempatan itu seorang pengusaha muda kakak beradik mas Najib dan mas Fajri menawarkan produk sirup herbal racikannya sebagai minuman kesehatan, mereka berdua mendirikan sebuah CV. NUUN. Dr. Abdul Kholik dan Kyai Ali Sobirin mengapresiasi dan membeli produk tersebut. Acara pun selesai.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *