Mbah Carum, Joko Tingkir dan Syiar Islam di Desa Penakir

Ensiklopedi1332 Dilihat

MEDIASI – Desa Penakir merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang. Letak geografis desa ini berada di lereng Utara Gunung Slamet dan topografinya dataran tinggi berbukit-bukit.

Desa Penakir terbagi menjadi beberapa dusun yakni dusun Krajan, dusun Sawangan, dusun Sarangan, dusun Sigeblok dan dusun Wanasari.

Dari penelusuran Penulis, cikal bakal penamaan ‘Penakir’ sejarahnya bermula dari Krajan, dimana di dusun ini terdapat situs kuno yang diyakini masyarakat setempat sebagai ‘Jejak Jaka Tingkir’ dan asal muasal cerita penamaan desa tersebut.

Dari dusun Krajan juga, diceritakan syiar Islam akhirnya berkembang luas di desa Penakir, yang penyebaran syariatnya semakin kuat sejak datangnya tokoh ulama yang bernama Mbah Carum.

Seperti yang diceritakan salah satu sesepuh dusun Krajan, Haji Subehi, mengatakan bahwa penamaan ‘Penakir’ berasal dari kata ‘Setakir’. Bahasa ‘Setakir’ adalah istilah Jawa untuk jenis wadah pembungkus makanan atau minuman yang dibuat dari dedaun seperti dari daun pisang dan lainnya.

Konon, saat itu di dusun Krajan kedatangan seorang tokoh yang diyakini sebagai ‘Joko Tingkir’, yakni Raja Pajang yang sedang mengembara. Saat itu dikatakan bahwa Joko Tingkir sedang keletihan dalam perjalanannya dan oleh penduduk Krajan diberikan air atau makanan dengan ‘satu wadah takir atau sepenakir’.

Dikatakan selama perjalanannya, Joko Tingkir sebenarnya telah melewati beberapa dusun dan meminta air pada warga dusun yang dilewatinya namun tidak ada yang memberinya. Karena saat itu bahkan hingga saat ini kondisi wilayah tersebut saat kemarau memang kekurangan air karena tidak adanya sumber mata air. Baru saat lewat di dusun Krajan inilah Joko Tingkir diberikan air ‘setakir atau sepenakir’. Dari sinilah kemudian nama desa wilayah Krajan dan sekitarnya disebut sebagai Desa Penakir.

Adanya agama Islam Penakir awalnya kemungkinan di bawa-syiarkan oleh Joko Tingkir yang notabene juga seorang Raja Islam Kerajaan Pajang dan sumber mata air di dusun Krajan disebutkan juga oleh Haji Subehi sebagai bukti karomah jejak yang ditinggal Joko Tingkir di desa Penakir ini.

Mbah Carum dan Syiar Islam di Penakir

Selain situs asal muasal nama desa Penakir, di dusun Krajan juga terdapat makam tokoh karismatik yang berjasa dalam perkembangan syiar Islam di Penakir. Tokoh ulama tersebut bernama Mbah Carum bin Dama.

Mbah Carum berasal dari wilayah Purbalingga. Beliau hijrah ke Dusun Krajan Penakir bersama ayahnya saat masih usia belia. Oleh tokoh terpandang Krajan saat itu yang bernama Mbah Setra, Mbah Carum muda dibiayai untuk menuntut ilmu ke pesantren dan beberapa ulama seperti ke Pesantren di Tegalgubug Cirebon dan Mbah Toyyib Gombong serta ulama lainnya.

Sepulang dari menuntut ilmu beliau berdakwah mengajarkan ilmu agama dan hikmah di wilayah Penakir. Di kemudian hari beliau pun dijodohkan dengan putri Mbah Setra sendiri yang bernama Suliyah.

Dakwah beliau dimulai dengan mendirikan Masjid An Nur di dusun Krajan sebagai sentral ibadah dan tarbiyah (pendidikan Islam). Selama hayatnya beliau dikenal sebagai ulama yang tawadhu dan arif bijaksana dalam mensyiarkan ilmu agama dan kemasyarakatan. Jasanya dikenang masyarakat khususnya warga dusun Krajan sebagai tokoh ‘pejuang Islam’ desa Penakir.

Mbah Carum wafat pada tahun 1966 dan dimakamkan di tanah keluarga yang dulunya pertama kali tempat tersebut digunakan untuk Masjid yang kemudian dipindah ke tempat yang lebih strategis lagi. Sebagai bentuk penghormatan pada jasa-jasa perjuangannya, keluarga besar keturunan Mbah Carum bersama warga masyarakat Penakir menggelar Haul peringatan wafatnya beliau di setiap tahunya bulan Syawal. Wallahu’alam… Lahu, Al Fatihah

Penulis : Abdul Azis Nurizun (Founder Pesantren Entrepreuner Babussalam Nurul Iman)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *