Tak Lelah Belajar Selama 7 Tahun, Kang Baihaqi Sukses Bangun Usaha “Beauty Strawberry”

Ensiklopedi1198 Dilihat

MEDIASI – Strawberry, buah merah yang tampak cantik ini menyimpan banyak kisah bagi keluarga kecil kang Baihaqi. Selama tujuh tahun belakang ini, ia mengadu nasib bertani buah strawberry. Tak mudah, buah yang menyumbang warna merah muda dalam setiap makanan atau minuman ini, perlu perlakuan yang khas dan cukup memeras kreativitas.

Kang Baihaqi dan istrinya, semula bercocok tanam sayuran. Namun harga sayuran kerap tak konsisten. Jika harga sedang tinggi, petani mendapatkan untung tinggi tapi jika harga sedang jatuh, petani ikut terjun bebas. Bahkan modal bisa ikut amblas. Hal ini dialami juga oleh keluarga kang Baihaqi dan Bu Veni. 

Kala itu, sang istri sedang hamil tua. Hanya hitungan hari si jabang bayi akan menghirup udara di ruang semesta. Nasib tak bisa ditolak, untung tak dapat diraih. Hasil panen sayuran teropong sebanyak tiga ton sedang melimpah di pasaran. Hukum dagang pun berlaku. Ketersediaan barang (penawaran) yang berlebih menyebabkan harga barang (permintaan) jatuh di harga paling miris, sangat rendah. Bahkan, sayuran teropong milik kang Baihaqi pada akhirnya dijual eceran kepada tukang sayur dengan harga semau-mau mereka yang membeli. 

Berkaca dari itu, kang Baihaqi akhirnya beralih ketertarikan untuk menanam buah strawberry. Di awal, upaya ini sungguh tak mudah. Berkali-kali mencoba, kegagalan demi kegagalan menyertai. Tapi bagi kang Baihaqi, bukan petani sejati jika harus menyerah pada kegagalan. Menurutnya, kegagalan adalah kata lain dari proses belajar. 

Pada mulanya, media tanam buah strawberry yang diusahakan kang Baihaqi seperti ia menanam sayur, di tanah langsung yang ditutup molsa. Tapi tak berhasil. Benih yang dipesan lewat online, pun kerap gagal. Dari satu petani strawberry ke petani lain ia terus belajar dan belajar. 

Proses mengenali kekhasan merawat buah strawberry pun akhirnya didapat setelah perjuangan yang tak kenal putus asa selama enam tahun. Ia telah menjiwai buah merah menyala ini dengan penuh ketekunan. Perjalanannya ke Magelang, Semarang, dan sejumlah kota lainnya untuk menggali ilmu tak sia-sia. 

Kini, berkat perjuangan yang ulet, kang Baihaqi telah menemukan cara yang tepat. Di tahun ke tujuh, usahanya mulai menampakkan hasil. Tanah kebunnya kini hijau bertabur merah buah strawberry. Sahabat mediasi, lokasi kebun kang Baihaqi arah menuju Objek Wisata Guci. Namanya “Beauty Strawberry”. Dengan tiket murah, hanya 5000, kalian bisa menikmati rasanya panen sendiri buah strawberry. Tapi setelah memetik, buahnya harus dibeli lho. Hehe. 

Kisah ini semoga membuat kita makin semangat. Perjuangan yang fokus dan tekun pasti akan menjumpai kesuksesan. Perjuangan tak pernah cepat dan lekas. Usaha pasti penuh liku dan menguras banyak energi. Nah, sahabat mediasi teruslah berjuang. Selamat memetik makna.

Oleh : Dhofier (Pendidik di Pesantren Nihadlul Qulub Moga)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *