PMII UIN Pekalongan Gelar Movement Camp; Cetak Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat

Publika299 Dilihat

PMII UIN Pekalongan Gelar Movement Camp: Cetak Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat

Dalam upaya mencetak kader sebagai fasilitator pemberdayaan masyarakat, PMII Komisariat Ki Ageng Ganjur UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan menggelar Movement Camp: Training for Facilitator Empowerment pada 30 Juli hingga 1 Agustus 2025 di Desa Luragung, Kecamatan Kandangserang, Kabupaten Pekalongan.

Kegiatan ini diikuti oleh 16 peserta dari empat rayon, Syariah, Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Bahurekso, serta Ekonomi dan Bisnis Islam. Pelatihan terselenggara melalui kolaborasi dengan Komunitas Come-So (Community College for Social Transformation) Indonesia, lembaga yang bergerak di bidang pemberdayaan masyarakat berbasis transformasi sosial.

Pelatihan ini dirancang untuk menyiapkan kader PMII menjadi agen perubahan yang mampu memfasilitasi proses pemberdayaan secara partisipatif. Hal ini sejalan dengan isu strategis yang konsisten diusung PMII yaitu transformasi sosial berbasis gerakan akar rumput.

Selama tiga hari peserta digembleng melalui sesi materi dan praktik lapangan. Materi awal memperkenalkan konsep dasar pemberdayaan, dengan penekanan bahwa masyarakat adalah subjek utama perubahan. Peserta juga mempelajari metode partisipatif seperti pemetaan, trend and change, diagram Venn, transect, dan kalender musim.

Pada praktik lapangan, peserta melakukan pemetaan aset Desa Luragung. Mereka menggali data tentang sumber daya infrastruktur, ekonomi, sosial, dan manusia, kemudian menyusun rencana aksi berbasis kebutuhan masyarakat. Proses ini dilanjutkan dengan wawancara, analisis data, dan presentasi hasil di hadapan fasilitator dan peserta lainnya.

Kegiatan ini dipandu langsung oleh tim fasilitator dari Come-So Indonesia, yaitu Aenurofik, Abdul Hamid, Tsalis Syaifuddin, Ade Gunawan, Arif Kurniawan, dan Syamsuddin. Mereka merupakan praktisi sekaligus akademisi yang telah lama bergelut di dunia pendidikan pemberdayaan.

Direktur Come-So Indonesia, Aenurofik, menegaskan bahwa pelatihan ini bukan sekadar seremonial.
“Kami ingin peserta tidak berhenti pada teori, tapi mampu mengeksekusinya di lapangan dan terus terlibat dalam proses pemberdayaan,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa Come-So lahir dari sekelompok dosen yang memiliki visi bersama yaitu mewujudkan transformasi sosial melalui pemberdayaan masyarakat.

Ketua PMII Komisariat Ki Ageng Ganjur, Arsen Adhita Sendi, menekankan pentingnya hasil konkret.
“Setiap peserta minimal harus menghasilkan karya tulis yang didokumentasikan dan diterbitkan sebagai kontribusi intelektual kader PMII,” katanya.

Movement Camp ini menjadi bagian dari kaderisasi transformatif PMII. Proses pembentukan kader yang tidak hanya tajam secara intelektual, tetapi juga terlatih secara praksis untuk hadir di tengah masyarakat sebagai penggerak perubahan. Kegiatan ditutup dengan penyusunan rencana keberlanjutan yang akan diimplementasikan di rayon masing-masing.

Penulis: Muhammad Maelal Marom (Pengurus PMII KAG UIN Pekalongan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *