Mbah Kiai Mukhasan, Badal Mursyid Sadziliyyah dari Gunungtiga

Ensiklopedi1157 Dilihat

MEDIASI Almaghfurlah KH Abu Hasan atau akrab di sebut Kiai Mukhasan adalah salah satu Kiai yang disegani dan punya andil besar dalam syiar ajaran ‘Islam Esoteris’ atau bathiniyyah Islam atau ajaran Tasawwuf. Beliau dikenal sebagai guru spiritual ahli thoriqoh yang jamaahnya banyak tersebar di kitaran Pemalang selatan hingga Purbalingga bagian utara.

Kiai Mukhasan dilahirkan dari pasangan Mbah Karyanom dan nyai Sainem di Desa Gunungtiga Kecamatan Belik Kabupaten Pemalang. Ia merupakan putera kedua dan adik dari Mbah Kiai Harun Kuta.

Ayahnya, Mbah Karyanom, berasal dari Desa Wanarata Kecamatan Bantarbolang yang kemudian hijrah ke Gunungtiga dan menjadi Kepala Desa dari tahun 1935-1951. Sementara ibu Kiai Mukhasan berasal dari dusun Gembol Desa Mendelem Belik. Karena kealimannya, Kia Mukhasan dijodohkan dengan putri KH Ahmad Jamhuri yang bernama Nyai Makiyah.

Kiai Mukhasan merupakan Badal Mursyid Thoriqoh Sadziliyyah yang dipercaya untuk mengampu jamaahnya di kitaran Pemalang dan Purbalingga oleh Kiai Thoyfur bin Sayyid Abdurrahman bin Sayyid Ibrahim Al Hasani dari Somalangu Kebumen selaku Mursyid utama Thoriqoh tersebut. Selain itu, ia juga aktif di organisasi sosial dan politik hingga tingkat kabupaten, seperti di Nahdlatul Ulama dan Partai Persatuan Pembangunan. Hingga wafatnya beliau masih tercatat sebagai ‘dewan penasehat’ di kedua organisasi tersebut.

Menurut penuturan Kiai Muhammad Romadhon (anak dan pelanjut Badal Mursyid), pada masa Kiai Mukhasan Thoriqoh Sadziliyyah mengalami perkembangan signifikan, jamaahnya hampir menyebar di dua kabupaten yakni Pemalang dan Purbalingga.

Kiai Mukhasan dikenal sebagai figur ulama yang sangat penting dalam mengembangkan syiar keagamaan dan ‘politik Islam’ di wilayah Pemalang bagian Selatan. Ia dikenal sangat akrab dan bersahabat dekat dengan Kiai Busro, seorang kiai dan politisi terkenal dari desa Badak. Ia yang berbekal alim dan tawadhu, juga terkenal dengan semangatnya yang tinggi dalam melaksanakan kegiatan syiar Islam dan juga berwirausaha (berdagang) tanpa kenal lelah. Ia selain sebagai ulama, juga pedagang pakaian dan tembakau.

Pada tanggal 10 Januari 2008 Kiai Mukhasan tutup usia dan dimakamkan di komplek Masjid Nurul Hidayah Dusun Mrengmang Desa Gunungtiga berdampingan dengan makam ayah dan ibunya. Masjid tersebut merupakan masjid yang didirikan Mbah Karyanom dan tempat Mbah Mukhasan ta’lim (mengajar agama) pada murid-murid thoriqohnya pada setiap Jum’at Kliwon. (Bersambung)

Oleh : A Azis Nurizun (Founder Yayasan Semesta Ilmu Nurul Iman)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *